POLITIKAL.ID - Korea Utara tengah membahas kebijakan baru untuk meningkatkan "pencegahan perang nuklir". Pembahasan ini dilakukan dalam pertemuan militer yang dipimpin oleh pemimpin Kim Jong Un seperti dilaporkan media pemerintah setempat, Minggu (24/5).
Pertemuan itu adalah laporan penampilan publik Kim yang pertama setelah "menghilang" lebih dari tiga minggu. Pembahasan ini juga dilakukan setelah pemerintahan Trump dilaporkan melakukan pembahasan uji coba nuklir AS. Ini adalah uji coba nuklir pertama AS dalam beberapa dekade terakhir seperti dilaporkan media negara itu, Jumat (22/5).
Pertemuan Komisi Militer Pusat melakukan pertemuan untuk menetapkan "kebijakan baru untuk lebih meningkatkan pencegahan perang nuklir negara itu," kata kantor berita resmi Korea Utara KCNA, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
"Langkah-langkah penting" diambil "untuk meningkatkan kemampuan serangan senjata dari pasukan artileri Tentara Rakyat Korea", tambahnya.
Diskusi juga berpusat pada "menempatkan pasukan bersenjata strategis pada operasi siaga tingkat tinggi", sejalan dengan "pembangunan dan pengembangan pasukan bersenjata negara".
KCNA tidak memberikan laporan soal kapan pertemuan itu dilakukan. Tapi kantor berita itu meyebut perintah militer tersebut telah ditandatangani oleh Kim dan dikeluarkan pada 23 Mei.
Pertemuan ini menandai kemunculan Kim di muka umum untuk pertama kali setelah menghilang dari publik selama lebih dari 20 hari. Sebelumnya, Kim juga absen selama tiga minggu sehingga memicu spekulasi kuat tentang kesehatannya.
Sebuah foto dari surat kabar resmi Rodong Sinmun pada hari Minggu menunjukkan Kim tengah memegang tongkat panjang dan menunjuk ke layar TV. Isi dari layar TV itu dikaburkan. Ia tampak tengah membuat presentasi dalam ruangan yang penuh dengan petugas berseragam.
Tak satu pun orang dalam foto tampak menggunakan masker, termasuk Kim sendiri. Mereka pun duduk berdekatan satu sama lain, meski di tengah pandemi global virus corona.
Korea Utara bersikeras bahwa mereka belum melihat satu pun kasus virus corona di negara itu. Namun, para ahli mengatakan menyangsikan hal tersbeut.
Pertemuan itu juga dilakukan untuk mengevaluasi dan analisis "serangkaian kelemahan dalam kegiatan militer dan politik" Korut. Mereka pun membahas cara-cara untuk melakukan "perbaikan drastis".
Berita tentang diskusi nuklir muncul setelah sebuah laporan pada hari Jumat di The Washington Post mengatakan bahwa pemerintahan Trump telah membahas mengadakan uji coba nuklir pertama AS sejak 1992 sebagai peringatan potensial bagi Rusia dan China.
Daryl Kimball, direktur eksekutif Asosiasi Kontrol Senjata yang bermarkas di AS, mengatakan kepada surat kabar itu bahwa keputusan seperti itu kemungkinan akan "mengganggu" negosiasi dengan Kim, "yang mungkin tidak lagi merasa terdorong untuk menghormati moratorium moratorium pengujian nuklir".
Negosiasi antara Pyongyang dan Washington mengenai persenjataan nuklir Korut tetap macet meski tiga pertemuan penting antara Kim dan Presiden AS Donald Trump.
Pyongyang telah melakukan serangkaian uji coba senjata dalam beberapa bulan terakhir. Korut dikenai beberapa sanksi Dewan Keamanan PBB atas program senjata yang dilarang. (*)
Artikel ini telah tayang di cnnindonesia.com dengan judul "AS Bakal Uji Nuklir, Korut Gelar Rapat Soal Cegah Perang"