POLITIKAL.ID, SAMARINDA - Ketua DPD Gerindra Kaltim, Andi Harun mengatakan dirinya telah memberi rasa hormat kepada PDIP. Namun pernyataan Siswadi dari PDIP Samarinda memastikan Andi Harun-Rusmadi dan Zairin Zein tidak akan direkomendasikan.
Padahal, dalam politik sesuatu yang tidak mungkin dapat terjadi. Misalnya, Partai Gerindra dan PDIP bisa sepakat bersatu dengan mengusung masing-masing kader.
Hanya saja, pernyataan Ketua DPC PDIP Samarinda yang menggelar jumpa pers di ruang Ketua DPRD Samarinda, Rabu (29/1) kemarin, sikap partainya disebut tidak akan merekomendasikan Andi Harun.
Informasi yang dihimpun Politikal, Andi Harun bertemu dengan Ketua DPD PDIP Kaltim Safarudin dan Adi Darma di Jakarta, Kamis (23/1) lalu. Pertemuan itu juga membahas peta politik pilkada di Bontang.
Pertemuan itu, masih melanjutkan komunikasi antara Andi Harun dengan mantan Kapolda Kaltim yang pernah bertemu di pusat perbelanjaan mall Senayan City. Komunikasi itu belum final.
Karena itu, Siswadi tak patut masuk pada wilayah yang mendiskreditkan Andi Harun sebagai kandidat kuat dan potensial calon Wali Kota Samarinda di Pilkada 2020.
Bahwa, dirinya disebut seolah-olah melanggar ketentuan atau aturan internal PDIP. "Padahal, tidak begitu," ungkapnya saat ditemui, Kamis (30/1/2020), usai menghadiri rapat paripurna Pergantian Antar Waktu anggita DPRD Kota Samarinda, Mujianto.
Saat dirinya mendaftar di PDIP, tak ada ketentuan yang mengatur, calon tak boleh menentukan wakilnya.
"Sehingga, Siswadi harus mampu menjawab itu. Justru agak sulit ketika saya maju, tapi pihak lain yang tentukan pasangan saya," kata Andi Harun.
Hal lain, Andi Harun justru bertanya, mengapa dirinya jadi perhatian pada proses itu.
Padahal, ada banyak calon lain yang ikut mendaftar di PDIP. Tercatat ada 12 calon wali kota dan wakil mendaftar di PDIP.
"Mestinya apa yang disampaikan Siswadi tak boleh mendahului pengumuman akhir," tegasnya.
"Toh pada akhirnya hanya satu paslon yang diumumkan PDIP. Ya, tunggu waktu diumumkan saja, jangan sampaikan seolah-olah saya langgar mekanisme di PDIP," sambung dia.
Bahwa keputusan menentukan Rusmadi Wongso sebagai wakilnya adalah keputusan internal partainya, tak perlu ada intervensi apapun. Lagi pula, Rusmadi tak pernah mengklaim dirinya sebagai kader PDIP. Lantas, kata Andi Harun mengapa PDIP harus menegaskan bahwa Rusmadi bukan kader PDIP. "Ada hal yang janggal," sebutnya. Apalagi, dirinya baru-baru ini berkomunikasi dengan Ketua DPD PDIP Kaltim, Syafaruddin di Jakarta. Andi Harun meminta komunikasi baik, yang telah terjalin patut dijaga baik. Semua pihak perlu menghindari segala yang hal yang mengganggu komunikasi. "Karena, butuh persatuan guna membangun Samarinda," jelasnya. Disinggung soal kekecewaannya terhadap PDIP, Andi Harun tampak santai. Sebagai politisi senior dirinya tak pernah merasa kecewa atas hal tersebut. Hanya saja dia menyayangkan sikap Siswadi. "Saya sudah berikan rasa hormat saya kepada PDIP. Tapi dibalas dengan ini. Nggak masalah. Saya ingin tegaskan, rasa hormat kepada PDIP. Harusnya, rasa hormat itu kita junjung bersama," tutup Andi Harun. Sebelumnya, Ketua DPC PDIP Samarinda, Siswadi mengatakan partainya tak akan memberi rekomendasi kepada pasangan Andi Harun dan Rusmadi Wongso. Karena, keduanya dinilai mendahului keputusan PDIP. "Mereka kelajuan. Mekanisme partai masih bergulir. Kami pastikan kedua nama itu tak direkomendasikan PDI-P," ungkap Siswadi. Pernyataan itu, sudah memojokkan peluang Andi Harun tidak direkomendasikan PDIP. Bahkan terkesan Andi Harun terzolimi dengan pernyataan yang tidak etis. Padahal komunikasi dengan atasan Siswadi, yakni Ketua DPD PDIP Kaltim Safarudin lancar. Justru sikap Siswadi bertolak belakang dengan komunikasi antara Andi Harun dan Safarudin. (*)