Anggota Komisi III DPRD SAMARINDA Minta Pertamina dan Polisi Tindak Tegas Para Pengetap Solar Bersubsidi
Selasa, 5 April 2022 17:36
IST
POLITIKAL.ID, SAMARINDA - Antrean kendaraan untuk mendapatkan solar bersubsidi menjadi permasalahan yang hingga kini belum juga selesai. Bahkan sejak lama persoalan tersebut telah sampai di meja legislatif melalui rapat dengar pendapat hingga sidak bersama Pemkot Samarinda dan aparat kepolisian. Kendati begitu, langkah tersebut belum berdampak signifikan, antrean solar yang didominasi kendaraan truk dan roda 6 lebih tersebut masih terjadi di sejumlah SPBU. Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Markaca menilai perlu adanya tindakan tegas serta pengawasan yang berkala PT Pertamina terhadap SPBU yang melakukan pelanggaran terkait distribusi solar. Ia mengemukakan hal itu berdasarkan hasil sidak beberapa waktu lalu, yakni ada beberapa SPBU yang sengaja menunda penyaluran solar sehingga membuat pengemudi truk harus mengantre untuk mendapatkannya. "Seperti yang kita lihat di salah satu SPBU itu solar sudah datang, namun sengaja didistribusikan sore, jadi terjadi antrean panjang. Kenapa sistemnya begitu, saya juga tidak tahu," beber Markaca, Senin (4/4/2022). Politisi Gerindra itu menambahkan, Pertamina perlu melakukan penertiban, terutama SPBU yang terbukti menyalurkan solar bersubsidi kepada pihak yang tidak sesuai ketentuan. "Kalau memang permainan di SPBU-nya sendiri ya harus ditindak. Saat kita sidak waktu itu, ada tanki yang termodifikasi. Ini yang harus ditertibkan," tegasnya. Meskipun telah dilakukan pemantauan, namun Markaca menilai antrean truk ini masih saja terjadi. Ia berharap aparat keamanan bisa turun tangan menindak pelanggaran, seperti praktik pengetapan bahan bakar dan SPBU yang secara sengaja menyalurkan solar kepada pengetap. "Seminggu (antrean) sempat hilang, kemudian panjang lagi, jadi kalau memang ada indikasi oknum yang bermain, langsung tindak saja," jelasnya lagi. Dari informasi yang dihimpun media ini, para pengetap bebas mencuri solar bersubsidi untuk dijual kembali ke perusahaan industri. Praktik ini sejak lama terjadi dan membuat antrean truk semakin panjang lantaran ada kongkalikong para pengetap masuk ke SPBU dengan membayar pungutan. (*/Adv)
Berita terkait