POLITIKAL.ID, SAMARINDA - Eskalasi politik di Kota Samarinda pasca Pilwali Kota Samarinda kian meningkat. Tak hanya pada realitas nyata, namun juga jagad maya.
Pasalnya akun bernama Saputra Dwi Saputra memposting dibeberapa lini grub aplikasi Facebook tentang percakapan grub aplikasi what'sapp Zairin Center Samarinda.
Percakapan itu diduga bermuatan ujaran kebencian dan penghasutan kepada warganet.
Menanggapi hal tersebut, media ini mengkonfirmasi saksi paslon nomor 03 ( Zairin - Sarwono) Mursid Abdul Rasyid mengatakan tak ingin berkomentar banyak.
"Akun hantu itu. Kalau begini-begini saya gak bisa komentar apa-apa, kecuali yang substansi," ujar Mursyid sapaannya yang juga koordinator timses sebelumnya, Jumat (18/12/2020) melalui sambungan telepon seluler.
Lebih lanjut kata dia lagi, dirinya tidak menampik telah mengetahui beredarnya kabar tersebut di facebook.
"Saya tidak menampik. Cuman kalau akunnya tidak benar ngapain kita tanggapi. Kalau sesuatu yang tidak pasti ngapain kita memberikan keterangan," imbuhnya.
Mursyid menambahkan, ketika ada bukti yang jelas maka pihaknya akan menanggapi hal tersebut.
"Alat buktinya mana, kejadiannya dimana, siapa yang melakukannya, baru kita tanggapi, seperti polisi juga," singkatnya.
Informasi yang dihimpun media ini, berikut isi percakapan group WhatsApp Zairin Center Samarinda yang diduga di kirimkan pada 11 Desember 2020 :
*Turunkan legitimasi kemenangan 02*
1. kita perlu segera somasi media mainstream lewat advokat dasar penerbitan LSI Quick Count, survey LSI harus ada bukti fisik, jika tidak ada maka harus melakukan konferensi pers bahwa telah menerbitkan berita HOAX, jika dalam waktu 2x24 tidak bisa memberikan bukti fisik dan setelah di cek oleh tim ahli palsu maka ini resmi adalah "PEMBODOHAN MASYARAKAT"
2. lobi tokoh-tokoh lalu konferensi pers tokoh masyarakat dan aliansi untuk followup somasi, minta tunda perhitungan KPU yang terjadi temuan kejanggalan, komplain atas berita tanpa dasar dari media mainstream dan lembaga survey
3. Bikin meme "Walikota QUICK COUNT", dan aneka narasi PROPOGANDA untuk membiaskan narasi di masyarakat bahwa 02 menang, minta adanya pencoblosan ulang di TPS-TPS bermasalah
*Serangan KPU / BAWASLU*
1. buat call center untuk masyarakat yang merasa mengalami kecurangan bukti data, dan keluhan masyarakat seputar temuan pilkada termasuk kecurangan petugas pemilu n bawaslu
2. kirim masa untuk komplain ke KPU agar setuju mengakomdir keinginan masyarakat untuk melakukan transaparansi perhitungan di TPS-TPS terindikasi curang, minta KPU bertanggungjawab, tuntutan minta untuk pencoblosan ULANG di daerah terindikasi kecurangan data"
3. kirim masa untuk komplain ke BAWASLAU seusai temuan dimasyarakat bahwa BAWASLU/KPU tidak adil dan condong ke 02, minta BAWASLU bertanggungjawab, tuntutan minta untuk pencoblosan ULANG di daerah terindikasi kecurangan data"
*Pukulan balasan*
1. Paslon 01 & paslon 03 wajib berfoto n konferensi pers bahwa sepakat telah terjadi kecurangan yang tersistematis di hari H pencoblosan.
2. Aliansi yang bersama kita wajib bersuara bahwa telah terjadi kecurangan di hari H dan minta proses penundaan perhitungan di daerah-daerah RAWAN.
3. Tim 03 mengatakan "MOSI TIDAK PERCAYA" kepada KPU/BAWASLU karena banyak terjadi kecurangan tersistematis sesuai tuntutan masyarakat jalur INDEPENDEN (minta ada pencoblosan ulang di TPS-TPS rawan).
4. Lobi 01 cukup setuju untuk mengikuti strategi serangan balasan yang kita buat, dengan rilis berita resmi "Kami TIM 01 menuntut proses pencoblosan surat suara yang transaparan, jika memang terjadi kecurangan minta untuk pencoblosan ULANG".
5. Lobi masyarakat yang ingin melakukan coblosan ULANG.
Kesimpulannya:
1. DOWNGRADE legitimasi kemenangan 02
2. Minta ada pencoblosan ulang di daerah TPS dianggap RAWAN berdasarkan permintaan masyarakat
3. Somasi media mainstream
4. Bikin PROPOGRANDA juga.
(Redaksi 001)