Jumat, 29 Maret 2024

Pemkot Samarinda Tawarkan Solusi Tangani Banjir

Rabu, 7 Juli 2021 4:28

IST

POLITIKAL.ID, SAMARINDA - Solusi jangka pendek, menengah dan panjang terkait persoalan banjir selesai dibahas Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda melalui rapat yang digelar wali kota Samarinda dan beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait pada, Rabu (7/7/2021). Kepada media usai menggelar rapat Andi Harun mengatakan bahwa telah terjadi 31 titik banjir baru dan 9 titik longsor pada tanggal 2 Juli 2021 yang lalu seperti di Jalan Jakarta yang mana daerah tersebut sebelumnya tidak pernah mengalami banjir. “Pada tanggal tersebut curah hujan sangat besar, selain itu salah satu penyebabnya masalah di saluran drainase dan dalam rapat tadi kita sudah memetakan jalan keluar jangka pendek, menengah dan jangka panjang termasuk kita memiliki tanah di daerah tersebut sekitar 18 hektar yang akan usulkan ke balai wilayah sungai untuk di buat folder,” ucapnya. Dikesempatan itu Andi Harun juga menugaskan PUPR Kota Samarinda untuk mulai melakukan solusi jangka pendek yakni, mengatasi sendimentasi di saluran drainase. Untuk jangka menengahnya pemkot akan berkoordinasi dengan PU Provinsi dan Balai Wilayah Sungai terkait pembangunan Folder di daerah Jalan Jakarta, Loa Bakung. “Untuk daerah Antasari kita juga sedang merencanakan crossing saluruan langsung menuju ke arah sungai mahakam tentu itu membutuhkan anggaran, kita akan memakai konsep seperti di daerah lain seperti di Surabaya yang median jalan akan dibuka untuk saluran drainase, karena jika memakai pinggir akan membutuhkan pembebasan lahan,” sebutnya. “Median jalan tersebut akan kita buka dan difungsikan langsung ke arah sungai mahakam sehingga saluran air cepat mengalir ke arah mahakam setelah di buka kemudian ditutup kembali,” sambungnya. Terkait anggaran AH sapaan akrabnya mengakui jika dibutuhkan anggaran yang besar dan semua tidak bisa dipenuhi dalam waktu yang bersamaan. Pemkot akan buat skenario pembiayaan dari program ini yang akan dibiayain oleh APBD Samarinda, juga meminta bantuan pembiayaan oleh Provinsi dan juga Balai Wilayah Sungai melalui APBN. “Mulai besok semua akan bergerak memperbaiki atau melakukan usah menormalkan drainase, itu yang bersifat jangka pendek, sementara yang bersifat jangka menengah sebagian akan kita koordinasikan dengan Provinsi dan kita akan memilih satu atau dua program yang benar-benar fokus menyelesaikan masalah yang paling krusial yakni mengatasi banjir diluar simpang lembuswana, simpang sempaja dan di DI Panjaitan,” ucapnya. Untuk titik banjir baru sesuai dengan analisa penyebabnya AH menyebut adalah pertama curah hujan yang terjadi sangat tinggi, selain itu masalah saluran drainase yang mengalami sendimentasi. “Inilah yang akan kita kerjakan melalui jangka pendeknya. Disisi lain ada sungai-sungai mati yang harus kita buka,” pungkasnya. (*)
Tag berita:
Berita terkait