POLITIKAL.ID, SAMARINDA - Dentuman suara tembakan gas air mata polisi beriringan dengan suara Adzan sholat Isha.
Akibatnya, demo ratusan mahasiswa menolak omnibus law UU cipta kerja bubar seketika.
Bergeser di simpang empat Jalan Tengkawang, mahasiswa pun bertahan. Namun lagi - lagi, kembali bom asap atau gas air mata serta water canon membuat mahasiswa kembali lari tunggang - langgang.
Ribuan aparat personil polisi dilengkapi tameng, rotan mengejar mahasiswa dengan ganas.
Polisi pun mengejar mahasiswa hingga ke Jalan M.Said dan kantor Dinas PU sembari menangkapi mahasiswa ataupun pelajar.
Polisi nyaris pula mensweping mahasiswa di kantor dinas PU Kaltim yang tengah mendapat penanganan relawan medis.
Beruntung, lantaran diadang relawan medis, polisi membatalkan niatnya ditambah pengaruh gas air mata bergeser ke arah halaman kantor PU membuat petugas membatalkan niatnya.
Selain diadang relawan, sekuriti kantor PU ikut meminta polisi ( brimob ) untuk tidak memasuki areal tugasnya
Adu mulut dan saling dorong pecah bersama teriakan polisi dan demonstran di Jalan Tengkawang yang menjadikan dua lajur itu bak area tempur jalanan.
Batu dan segala macam barang dilemparkan mahasiswa kepada polisi, begitupun sebaliknya.
Situasi sedikit menegang, warga di sekitaran Jalan Tengkawang keluar. Toko - toko ditutup sementara.
Sekira 10 mahasiswa diamankan pada saat itu dari sekitar 28 orang yang tercatat diamankan polisi.
Nahas bagi mahasiswa yang tertangkap, tubuh dan kepala mereka seperti padi - padi gabah yang sedang ditumbuk diatas lesung.
Akibatnya, beberapa mahasiswa sempat tak sadarkan diri dengan cidera yang berbeda-beda. Mulai dari kepala bocor, badan lebam dan goresan luka akibat rotan yang mendarat ditubuh mereka.
Tak lebih dari 45 menit, polisi mampu mendorong mahasiswa sampai di Jalan simpang tiga Cendana dan Meranti. Lalu sebagian lagi polisi berhasil mendesak mahasiswa hingga ke pasar kedondong.