Jumat, 29 Maret 2024

Terkendala Nakes, Pemprov Kaltim Belum Berencana Tambah Fasilitas Karantina Pasien Covid-19

Sabtu, 17 Juli 2021 23:21

Wagub Kaltim, Hadi Mulyadi

POLITIKAL.ID, SAMARINDA - Jumat (16/7/2021) kemarin, seorang warga Jalan Lambung Mangkurat, Samarinda Ilir, dilaporkan meninggal karena terpapar Covid-19. Warga berusia 48 tahun itu, sebelumnya mengeluhkan sesak nafas dan demam. Ketika kondisi kian memburuk, pasien isoman itu dibawa ke RSUD AWS Samarinda. Lantaran kondisi AWS penuh, akhirnya pihak rumah sakit tidak dapat melakukan penanganan terhadap pasien tersebut. Akhirnya pasien dirujuk ke RSUD IA Moeis, dan akhirnya dinyatakan meninggal dunia. Diketahui per 9 Juli 2021 pekan lalu, RSUD AWS Samarinda, menghentikan sementara layanan IGD lantaran kapasitas isolasi pasien Covid-19 di RS Pelat Merah itu sedang penuh. Dikonfirmasi terkait hal tersebut, Hadi Mulyadi, Wakil Gubernur Kaltim, mengaku pasien Covid-19 baru, bukan berarti ditolak ke RSUD AWS. Hanya saja kondisi rumah sakit sedang penuh. "Bukan ditolak. Kalau penuh mau diapakan," kata Hadi, dikomfirmasi Minggu (18/7/2021). "Ini kondisi darurat. Tidak bisa saling menyalahkan," sambungnya. Dilaporkan sebelumnya, RSUD AWS Samarinda memiliki kapasitas 88 tempat tidur untuk fasilitas isolasi pasien Covid-19. Pihak manajemen rumah sakit menambah kapasitas menjadi 100 tempat tidur. Ditanya terkait rencana Pemprov Kaltim, menambah fasilitas perawatan bagi pasien Covid-19, Hadi menyebut pihaknya sudah melakukan penambahan dua lokasi karantina. Dua fasilitas itu di antaranya Asrama Haji Balikpapan, dan Asrama BPSDM Kaltim di Samarinda. "Sudah disiapkan di Asrama Haji untuk Balikpapan, dan Asrama BPSDM untuk Samarinda," jelasnya. Hanya saja, lantaran kenaikan kasus yang sangat tinggi beberapa waktu terakhir, membuat dua fasilitas karantina tersebut juga penuh dengan pasien Covid-19. "Iya penuh. Karena sudah sembilan hari berturut-turut positif Covid-19 di Kaltim di atas 1.000 kasus," paparnya. "Hadi mengaku pihaknya belum dapat melakukan penambahan fasilitas karantina lain. Alasannya terkendala ketersediaan tenaga medis. "Misalnya mau nambah lagi, nakesnya yang terbatas," tegasnya. Di awal pandemi, Dinkes Kaltim pernah mewacanakan beberapa aset Pemprov Kaltim menjadi pusat karantina. Beberapa aset itu antara lain Hotel Atlet di GOR Madya Sempaja, dan Asrama Pelatihan Pertanian Kaltim. Hadi mengaku tidak bisa berkomentar banyak terkait pengaktifan dua lokasi itu sebagai pusat karantina pasien Covid-19. "Sebaiknya tanya pada Kadinkes Kaltim dan Direktur AWS. Khawatir saya salah update," pungkasnya. (*)
Tag berita:
Berita terkait