POLITIKAL.ID - Kursi Ketua Umum partai Golkar sedang ramai diperbincangkan jelang Musyawarah Nasional (Munas) pascapemilu 2024.
Posisi Airlangga Hartarto disebut-sebut tidak aman, lantaran mulai banyak yang menyuarakan Presiden Jokowi hingga putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka lebih berpotensi memimpin Golkar selanjutnya.
Selain nama Jokowi dan Gibranm persaingan menuju pucuk pimpinan partai Golkar juga terbilang ketat di internal.
Mengingat ada empat nama yang masuk dalam radar bursa calon Ketua Umum partai berlambang beringin itu.
Empat orang yang disebut adalah Airlangga Hartarto, Bahlil Lahadalia, Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Bambang Soesatyo.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro mengerucutkan nama-nama yang dianggap lebih potensial memimpin Golkar.
Agung Baskoro menyoroti dua nama di internal Golkar, Airlangga Hartarto dan Bahlil Lahadalia.
Menurutnya, faktor kedekatan dua sosok ini dengan Presiden Jokowi membuat Bahlil dan Airlangga punya kans yang besar memperebutkan kursi pimpinan Golkar.
"Kedekatan dengan Presiden Joko Widodo sedikit banyak mendorong nama keduanya," ucap Agung, mengutip tempo.co Senin (11/3/2024).
Agung menyebut, setelah Pemilu 2024, Golkar menjadi partai yang paling beruntung mendapatkan efek Jokowi.
Terbukti dalam perolehan suara di Pemilu 2024, Golkar menyabet kemenangan di wilayah-wilayah yang sebelumnya tidak dikuasai beringin.
Di Papua, suara Golkar melonjak lantaran tak lepas dari peran Bahlil Lahadalia sebagai tokoh yang berasal dari Bumi Cendrawasih dan dekat dengan Jokowi.
Sedangkan Airlangga Hartarto berperan penting dalam pengorganisiran calon legislator dengan jabatannya sebagai ketua umum.
Menurut Agung, peran dari keduanya mampu menciptakan dampak elektoral di internal Golkar, sehingga dua menteri Jokowi ini dianggap lebih populer memperebutkan kursi Ketua Umum.
"Apalagi jika Jokowi bergabung ke Golkar, tinggal bagaimana keduanya mampu melakukan lobi dengan Jokowi saja," ucapnya.
Jokowi condong ke Bahlil
Sementara itu, pengamat politik Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti menilai Presiden Jokowi lebih condong mendukung Bahlil Lahadalia untuk maju sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
"Jika Bahlil ingin menjadi Ketua Umum Golkar, besar kemungkinan karena ia didukung oleh Pak Jokowi. Dan yang didukung Pak Jokowi, masih dapat aroma nama Pak Jokowi," kata Ray Rangkuti.
Menteri Investasi/Kepala Badan Penanaman Modal selama ini lebih dipercaya oleh Jokowi untuk kegiatan pemerintahan maupun kegiatan di luar kabinet.
Oleh sebab itu, Ray Rangkuti berpendapat bahwa Jokowi lebih mendukung Bahlil Lahadalia ketimbang Airlangga Hartarto.
"Di antara dua tokoh ini, besar kemungkinan Pak Jokowi akan lebih mendorong Bahlil. Bibit dukungan Pak Jokowi adalah 60 persen untuk Bahlil dan 40 persen untuk Airlangga," ucapnya.
(REDAKSI)