Senin, 29 April 2024

Buntut Deklarasi Dukungan Cak Imin Oleh Cabang NU, PKB Dinilai Hilang Mesin Politik

Sabtu, 19 Februari 2022 14:27

IST

POLITIKAL.ID - Kegeraman ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya atas pergelaran deklarasi yang dilakukan Cabang NU di Banyuwangi dan Sidoarjo, Jawa Timur dinilai akan berimbas pada posisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sebelumnya kedua cabang NU di Jatim tersebut melakukan deklarasi untuk mendukung Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai calon presiden 2024. Akibatnya PBNU melayangkan surat resmi dan memanggil pengurus NU di dua wilayah itu untuk memberikan klarifikasi. Terkait hal itu, Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai kegeraman Gus Yahya, sapaan akrab Yahya Cholil Staquf, menjadi ancaman nyata bagi PKB di pemilu dan Pilpres 2024. Terlebih, melihat geliat Cak Imin yang berniat maju dalam pilpres. Adi menilai penyataan Gus Yahya merupakan suatu bentuk ketegasan bahwa NU ke depannya tak lagi bisa untuk menjadi bomber Politik PKB. "Bukan ancaman. Itu nyata sudah bahwa PKB tidak bisa lagi menjadikan NU sebagai kendaraan politik mereka. Atau sebagai mesin politik mereka. Enggak bisa," kata Adi kepada CNNIndonesia.com, Jumat (18/2). Dia menyebut sinyal keretakan hubungan NU dan PKB saat ini menjadi pemandangan baru. Hubungan keduanya belakangan tak wajar sebab biasanya dua organisasi relatif cair. Menurut Adi, Yahya Staquf lewat pernyataannya baru-baru ini ingin menegaskan bahwa NU saat ini tak lagi bisa digunakan sebagai kendaraan politik PKB. "Kalau sebelumnya relatif cair, ya. Bahkan banyak lah, NU secara struktural juga banyak yang deklarasi. Dukung mendukung, kalau sekarang enggak bisa. Intinya Gus Yahya sekarang bukan orang Muhaimin," kata dia. Adi menilai, meski Gus Yahyatetap mempersilakan warga Nahdliyyin secara personal aktif dalam politik praktis namun menurutnya Meski di sisi lain, Gus Yahya tetap mempersilakan warga Nahdliyyin secara personal aktif dalam politik praktis. berpolitik secara personal tetap akan memberi posisi sulit bagi PKB sebab tak memberi legitimasi politik yang kuat pada publik. "Dukungan personal itu legitimasi politiknya ke publik enggak terlampau kuat, karena dukungan orang per orang nggak kelihatan kekuatan politiknya," kata Adi. (*)
Tag berita:
Berita terkait