Enggan Pakai Pendekatan Perang, Andika Perkasa Pilih Gunakan Cara Lunak untuk Menangkan Konflik Papua
Sabtu, 6 November 2021 22:13
IST
POLITIKAL.ID - Jenderal Andika Perkasa telah menjalani fit and proper test di depan Komisi I DPR RI sebagai calon tunggal panglima TNI yang diusulkan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Sabtu (6/11) siang. Usai proses uji kepatutan dan kelayakan yang digelar semiterbuka tersebut, Wakil Ketua DPR Lodewijk Freidrich Paulus menyebut Andika menyatakan akan memakai pendekatan lunak lewat skema "memenangkan pertempuran tanpa peperangan" dalam penyelesaian konflik di Papua. Keinginan itu, ungkapnya, telah disampaikan Andika di hadapan Komisi I DPR saat uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) calon Panglima TNI, Sabtu (6/11). "Prinsip beliau disampaikan tadi bagaimana memenangkan pertempuran tanpa peperangan. Artinya ada pendekatan lunak yang dia lakukan, pendekatan sosial," kata dia kepada wartawan usai fit and proper test, di kompleks parlemen, Senayan Jakarta, Sabtu (6/11). Menurut Lodewijk, penyelesaian masalah Papua masuk dalam salah satu program prioritas Andika usai dilantik menjadi Panglima menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto. Andika, kata dia, ingin menyelesaikan masalah Papua dengan pendekatan operasi pembinaan teritorial. Andika menurutnya akan lebih banyak memanfaatkan komunikasi dalam menangani kasus di Papua. Cara itu pula yang telah dilakukan Andika saat ini sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). "Pak Andika sudah mulai dengan menggelar satuan-satuan teritorial di sana, karena diambil dari selurug prajurit angkatan darat tentunya diseleksi karena berbicara ada kriteria khusus bagi seorang prajurit," kata dia. Hal serupa juga disampaikan, anggota Komisi I dari fraksi Golkar, Bobby Adhityo Rizaldi. Menurut Bobby, Andika akan menggunakan pendekatan antar-hati kepada masyarakat. Konkretnya, kata dia, Andika akan menyejahterakan warga atau keluarga yang menjadi korban perang atau konflik di Papua. "Jadi kalau misalkan ada yang satu, misalkan siapa bersaudara, jangan bukan itunya, mungkin dalam waktu berapa tahun, siapa keluarganya dan itu memang disejahterakan, sehingga pendekatannya itu bukan pendekatan kita sebagai seperti berperang," kata dia. Di sisi lain, Bobby turut mengungkap kekurangan TNI yang diakui Andika dalam penyelesaian konflik di Papua, terutama soal jumlah prajurit yang diterjunkan. Di hadapan anggota dewan, Andika mengeluh karena jumlah prajurit TNI masih relatif minim. Terpisah, Wakil Presiden Ma'ruf Amin berharap Panglima TNI yang baru memiliki pendekatan keamanan yang lebih baik di Papua, terutama lewat pendekatan humanis. "Saya kira tentu kita berharap Panglima yang baru nanti, akan meneruskan langkah-langkah Panglima yang lama, dalam membangun kondusivitas keamanan di Papua dan lebih mempunyai pendekatan-pendekatan yang tentu lebih baik lagi," ujar Wapres saat memberikan keterangan pers usai meninjau Tugu MacArthur di Jayapura, Papua, Sabtu (6/11), melalui keterangan tertulisnya. "Iya, tentu. Lebih humanis tapi tidak kehilangan semangat untuk perlindungan. Humanis, tetapi perlindungan dan penegakan HAM harus tetap dijaga," ujarnya. Lebih jauh, Wapres menuturkan bahwa saat ini pembangunan Papua memerlukan harmonisasi bidang kesejahteraan dan keamanan. "Pembangunan ini tidak akan bisa berjalan kalau keamanan tidak terkendali (dan) tidak kondusif," tegasnya. DPR diketahui kini telah menyetujui Andika sebagai calon Panglima TNI pengganti Hadi Tjahjanto. Keputusan itu diambil usai uji kelayakan dan kepatutan dengan Komisi I. Nama Andika rencananya akan dibawa dalam paripurna terdekat, kurang dari sepakan ke depan. (*) Artikel ini talah tayang di CNN Indonesia dengan judul "DPR Sebut Andika Perkasa Enggan Pakai Pendekatan Perang di Papua" selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20211106191913-32-717592/dpr-sebut-andika-perkasa-enggan-pakai-pendekatan-perang-di-papua.
Berita terkait