Senin, 6 Mei 2024

Evergreen, Perusahan Peti Kemas Taiwan Beri Bonus 52 Kali Gaji di Akhir Tahun 2022

Jumat, 6 Januari 2023 18:4

MUATAN - Perusahaan Evergreen Asal Taiwan. / Foto: CNBC

POLITIKAL.ID -  Raksasa pelayaran Evergreen Marine Corp Taiwan Ltd disebut memberikan bonus akhir tahun kepada karyawan dengan jumlah yang sangat besar.

Tak tanggung-tanggung, masing-masing senilai antara 10 hingga 52 bulan gaji. Perusahaan dikabarkan telah membukukan keuntungan besar hingga akhir 2022.

Mengutip The Straits Times, Kamis (5/1/2023), sebagian besar pekerja di level junior perusahaan dengan gaji bulanan sebesar NT$40.000 atau setara USD1.750 membawa pulang bonus senilai NT$2 juta atau setara USD 65.179,92 atau setara dengan gaji lebih dari empat tahun.

Bonus ini juga disebut lebih besar dari yang dibayarkan perusahaan pada 2021. Padahal, pada saat itu, perusahaan mencatat kenaikan kinerja yang cukup signifikan setelah terpuruk akibat pandemi Covid-19.

Mengutip Nikkei Asia, Evergreen Marine Corp. Ltd. menyediakan layanan pelayaran laut.

Perusahaan ini menawarkan layanan peti kemas, peti kemas berpendingin mikro dengan teknologi AI, charter slot, exchanges slot dan layanan bersama, terminal peti kemas, dan layanan e-bisnis.

Evergreen Marine didirikan oleh Chang Yung-Fa pada tanggal 1 September 1968 dan berkantor pusat di Taipei, Taiwan.

Berkat rebound jalur pengiriman peti kemas global setelah lockdown akibat pandemi, didukung oleh melonjaknya tarif pengiriman, perusahaan melaporkan laba bersih sebesar NT$304,35 miliar atau setara USD 9,9 miliar untuk tiga kuartal pertama tahun 2022.

“Karena tidak memperluas operasi bisnisnya secara agresif, ia memberikan sebagian dari uang tunai itu dalam bentuk bonus untuk memberi penghargaan kepada karyawan, yang menurut saya sangat masuk akal,” kata Profesor Chiou Jiunn-rong, pakar ekonomi dari National Central University di Taiwan.

Hingga berita ini dirilis, Evergreen Marine belum menanggapi permintaan komentar The Straits Times.

Kebangkitan Sektor Peti Kemas?

Seperti diketahui, isu disrupsi rantai pasokan global sempat mengalami gangguan baik akibat pandemi Covid-19 maupun pecahnya perang Rusia-Ukraina.

Namun, pandemi Covid-19 ternyata menjadi peristiwa yang sangat berdampak untuk menghentikan pengiriman peti kemas dan sangat terpukul oleh pandemi Covid-19.

Sejak awal pandemi, industri perkapalan harus berjuang dengan penutupan pelabuhan dan kemacetan, kekurangan tenaga kerja, kesulitan pemanfaatan kapasitas, serta kurangnya peti kemas baru. Sementara biaya pengoperasian armada peti kemas telah meningkat.

Mengutip Statista, indeks tarif angkutan peti kemas global hingga November 2022 mengalami kenaikan secara signifikan.

Tahun 2021 terjadi peningkatan tajam dalam tarif angkutan global, mencapai rekor harga hampir USD10.400 pada September 2021. Pada November 2022, indeks tarif angkutan global mencapai USD2.400.

Kondisi ini membawa berkah bagi perusahaan peti kemas. Lonjakan tarif ini menyebabkan operator kapal kontainer memperoleh margin laba operasi yang mencapai rekor tinggi sejak awal pandemi.

Pada kuartal ketiga tahun 2021, perusahaan pelayaran peti kemas utama memiliki margin keuntungan rata-rata lebih dari 56%, naik dari sekitar 8,5% dari dua tahun sebelumnya.

Beberapa operator menggunakan keuntungan ini untuk meningkatkan daya angkutnya dengan membeli peti kemas baru dan memesan kapal peti kemas baru.

Di Indonesia, beberapa saham perkapalan menunjukkan kinerja menggembirakan sepanjang tahun kemarin, meski ada pula yang boncos.

Lima emiten utama perusahaan peti kemas RI yakni Wintermar Offshore Marine Tbk. (WINS), PT Temas Tbk. (TMAS), Rig Tenders Indonesia Tbk. (RIGS), Transcoal Pacific Tbk. (TCPI), Samudera Indonesia Tbk. (SMDR). (Lihat grafik di bawah ini.)

 

Tabel Grafik

Kinerja saham WINS dalam setahun kemarin mencatatkan kinerja positif dengan kenaikan 42,42%. Adapun TMAS meningkat 57,09%, sementara RIGS meroket 48,48%.

Sementara TCPI terpuruk mencapai minus 26,38%, sementara SMDR merajai di antara empat lainnya dengan kenaikan mencapai 73,21% selama setahun kemarin. 

(Redaksi)

Tag berita: