Sabtu, 23 November 2024

Fahri Hamzah Sindir Isu Koalisi Kubu Ganjar dan Anies, PDIP dan Mantan Partai Ikut Diseret

Selasa, 16 Januari 2024 16:40

Wakil Ketua Umum DPP Gelora, Fahri Hamzah

POLITIKAL.ID - Wacana koalisi kubu Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin, turut ditanggapi Jubir TKN Prabowo-Gibran, Fahri Hamzah.

Wacana koalisi capres nomor urut 1 dan 3 itu memang santer terdengar sebagai ancang-ancang jika Pilpres 2024 berlangsung dua putaran.

Perwakilan dari kedua kubu tersebut bahkan telah berani terang-terangan mengaku menjalin komunikasi.

Fahri Hamzah lantas merespons wacana koalisi Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin dengan nada sindiran.

Menurut Fahri Hamzah, bergabungnya kedua kubu tersebut dilandasi emosi. "Tidak ada niat, tidak ada rencana. Hanya karena emosi dan bergabungnya orang marah," kata Fahri Hamzah di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (15/1/2024).

Fahri Hamzah menilai dua kubu tersebut dari awal tidak mempunyai niat konkret untuk bertarung di Pilpres 2024.

"Sebenarnya baik 1 maupun 3 tidak punya niat dari awal untuk jadi calon presiden dan memimpin negeri ini. Itu sebabnya mereka di tengah jalan berubah niat," kata Waketum partai Gelora ini.

Berbeda dengan capres nomor urut 1 dan 3, Fahri Hamzah mengaku Prabowo-Gibran tak khawatir dengan Pilpres 2024 dan siap membangun Indonesia.

"Beda dengan 2, yang punya agenda nasional. Kita sudah punya niat kuat dari awal untuk mempersatukan dan merekonsiliasikan bangsa ini dari Pemilu sebelumnya," katanya.

Wacana koalisi tersebut, kata Fahri Hamzah semakin membuktikan bahwa capres nomor urut 1 dan 3 gamang dalam bertarugn di Pilpres 2024.

Faktor ini pula, kata Fahri Hamzah, yang membuat Anies-Muhaimin maupun Ganjar-Mahfud anjlok di survei elektabilitas.

"Terus terang 01 dan 03 ini indikatornya memang gamang, makanya survei itu kan sulit sekali diterima oleh rakyat. Karena enggak punya niat dari awal," ucapnya.

Tak sampai di situ, Fahri Hamzah juga turut menyeret PDIP dan mantan partainya, PKS soal idealisme.

Dua partai tersebut, kata Fahri Hamzah selalu menunjukkan sikap yang berbeda dan sulit bergabung dalam satu koalisi.

Namun jika koalisi Ganjar dan Anies bersatu, maka PKS dan PDIP seperti menjilat ludah sendiri dalam berpolitik.

"Apalagi yang bergabung ini kekuatan yang mustahil bisa bergabung. Selama ini PKS dan PDI-P bilang tidak mungkin bisa bergabung. Mereka kan bilang seperti minyak dengan air, lalu kalau bergabung jadi apa terus," ungkap Fahri Hamzah.

(REDAKSI)

Tag berita:
Berita terkait