POLITIKAL.ID - Tahun 2024 disebutkan serangan siber di Indonesia meiningkat 43 persen lebih cepat.
Riset ini dilakukan perusahaan keamanan siber global terkemuka, Fortinet. Perusahaan ini menyarankan untuk aktif mencari celah kemananan.
“Sehingga pentingnya bagi vendor untuk secara aktif mencari celah keamanan dan mengembangkan patch sebelum eksploitasi terjadi (memitigasi insiden celah keamanan 0-Day)," ungkap Country Director Fortinet Indonesia Edwin Lim Di acara Fortinet Accelerate Asia 2024 di Jakarta, Selasa.
Edwin menjelaskan, adapun temuan utama serangan siber pada semester II 2023 yakni, serangan dimulai rata-rata 4,76 hari setelah eksploitasi baru diungkap ke publik, beberapa celah keamanan hari ke-N tetap belum ditambal (unpatched) hingga 15 tahun lebih.
Kurang dari sembilan persen celah keamanan titik akhir yang diketahui menjadi target serangan, empat puluh empat persen dari seluruh sampel ransomware dan wiper kini menyasar sektor industri, botnet menunjukkan ketangguhan yang luar biasa, membutuhkan waktu rata-rata 85 hari bagi komunikasi perintah dan kendali (Command and Control/C2) untuk mereda setelah deteksi pertama, serta sebanyak 38 dari 143 kelompok ancaman persisten tingkat lanjut (Advanced Persistent Threat/APT) pada daftar MITRE terlihat aktif pada Semester II 2023.