Jumat, 22 November 2024

Hasto PDIP: Jika Soekarno Tak Dilengserkan, Palestina Sudah Menjadi Negara Merdeka

Sabtu, 12 Februari 2022 22:18

IST

POLITIKAL.ID - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto meyakini Palestina sudah menjadi negara yang merdeka jika Presiden pertama RI Soekarno tidak dilengserkan dulu. Hasto menyampaikan pernyataan tersebut kala menceritakan kecintaan sang Proklamator pada negara-negara Islam yang kemudian menjadi kultur PDIP yang mencintai Nahdlatul Ulama (NU) sampai saat ini. "Iya, Maroko, Palestina, Tunisia, kalau Bung Karno enggak dilengserkan, Palestina sudah merdeka sejak dulu, itu yang kami yakini. Kecintaan Bung Karno itu yang menjadi kultur di PDIP bahwa kami juga cinta NU sampai hari ini," kata Hasto dalam acara Harlah ke-96 NU yang berlangsung secara hybrid, Sabtu (12/2). Lebih lanjut ia mengatakan peran Indonesia bagi dunia alami penurunan usai Soekarno dilengserkan. Menurutnya, peran Indonesia di era kepemimpinan Sukarno ialah di ranah internasional yaitu mengupayakan dunia bebas dari imperialisme, kolonialisme, hingga segala bentuk penjajahan. "Kita lihat, memang pasca dijatuhkan, Bung Karno, spirit kepemimpinan Indonesia bagi dunia tampak menurun. Dulu playing field kita itu internasional, bahkan kemerdekaan di dalam perspektif Bung Karno, dunia itu akan damai apabila bebas dari imperialisme dan kolonialisme, dari segala bentuk penjajahan," katanya. Dia berkata, pandangan Sukarno tersebut akhirnya membantu Aljazair melawan penjajahan. Atas dasar itu juga, menurut Hasto, patung Sukarno berdiri megah di Aljazair sampai saat ini. "Itulah yang membuat mengapa Bung Karno membantu Aljazair, bahkan sampai kemudian menyelundupkan senjata, yang seharusnya dipakai untuk pembebasan Irian Barat dikirim ke Aljazair, maka patung Bung Karno berdiri megah di Aljazair," ucapnya. Hasto juga merespons terkait banyaknya tudingan yang menyebut Sukarno salah satu sosok yang tidak cinta pada ulama dan meragukan ajaran Islam. Dia menegaskan pihak yang menyampaikan hal itu berarti tidak paham dengan sejarah dan melecehkan Sukarno. "Itu sama sekali tidak paham dengan sejarah dan melecehkan dari Bung Karno. Dia tidak paham gimana spirit perjuangan Bung Karno yang tadi dijelaskan dalam segala rekam jejaknya Bung Karno dekat sama NU. Bung Karno dekat dengan KH Ahmad Dahlan dari Muhammadiyah," tegasnya. (*)
Tag berita:
Berita terkait