POLITIKAL.ID - Mulai dari target penanganan stunting hingga tingkat merokok pada anak yang merupakan target Presiden Joko Widodo (Jokowi) sulit tercapai di 2024, dikatakan Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.
"Ada 10 indikator Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) berisiko tidak tercapai di 2024," tutur Suharso dalam rapat kerja (raker) dengan Komisi XI DPR RI di Senayan, Jakarta Pusat, Senin (5/6).
Pertama, imunisasi dasar lengkap yang ditarget pada 2024 mencapai angka 90 persen. Sayang, pada capaian 2022 baru menyentuh angka 63,17 persen.
Kedua, angka stunting pada balita yang harus bisa ditekan hingga 14 persen pada tahun depan. Namun, capaian 2022 baru hanya 21,6 persen.
Ketiga, tingkat wasting balita atau penurunan berat badan yang baru menyentuh 7,7 persen pada tahun lalu, di mana target RPJMN 2024 adalah 7 persen.
Keempat, Suharso menyoroti soal penyakit tuberkulosis
"Tuberkulosis kita berharap di 297 per 100 ribu penduduk. Keenam, eliminasi malaria. Ketujuh, eliminasi kusta. Sekarang kusta kita dapati di satu kecamatan yang dekat dengan Jakarta," jelas Suharso.
Suharso menegaskan capaian pemerintah dalam menekan angka tuberkulosis baru menyentuh 354 per 100 ribu penduduk.Padahal, kasus baru tuberkulosis di Indonesia menjadi yang terbesar kedua di dunia mencapai 969 ribu kasus per tahun.
Sementara itu, eliminasi malaria baru bisa dicapai 372 per kabupaten/kota dari target tahun depan 405 per kabupaten/kota. Lalu, eliminasi kusta hanya 403 dari target 514 per kabupaten/kota.
Ketujuh, tingkat merokok pada anak yang masih di angka 9,10 persen per 2022. Padahal, Jokowi menargetkan indikator ini bisa dipangkas hingga 8,7 persen di tahun depan.
"Kedelapan obesitas penduduk dewasa (21,8 persen). Kesembilan, fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP), itu masih jauh sekali (56,4 persen dari target 100 persen). Kesepuluh, puskesmas dengan tenaga kesehatan sesuai standar (baru 56,07 persen dari target 83 persen)," tandasnya.
(Redaksi)