Sabtu, 23 November 2024

Pilpres 2024

Abu Bakar Ba'asyir Arahkan Dukungan ke Anies Baswedan di Pilpres 2024, Timnas Amin Tak Mau Dikaitkan soal Ini

Selasa, 16 Januari 2024 22:40

Abu Bakar Ba'asyir dukung Anies Baswedan di Pilpres 2024

POLITIKAL.ID - Pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo Abu Bakar Ba'asyir muncul mengarahkan dukungan untuk Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Dukungan dari mantan terdakwa kasus terorisme untuk Anies Baswedan, ramai beredar di media sosial.

Dalam rekaman video di akun TikTok @aniesvisioner, Abu Bakar Ba'asyir membeberkan alasannya mengarahkan dukungan untuk Anies Baswedan.

Menurutnya, pasangan nomor urut 1, Anies-Muhaimin yang paling tepat dalam membela Islam.

"Calon kita yang paham Islam hanya satu yaitu yang nomor satu namanya Anies Baswedan, itu yang wajib kita pilih. Karena nanti kalau dia terpilih, ditakdirkan menjadi presiden, InsyaAllah banyak menguntungkan Islam, dia akan berusaha untuk mengatur negara ini dengan hukum-hukum Islam semampunya," ungkap Abu Bakar Ba'asyir dalam video tersebut.

Iapun kemudian mengajak para pengikutnya untuk memilih dalam Pilpres 2024 mendatang dengan tujuan membela Islam.

"Itu lah, saya berpendapat kita harus mengikuti pilpres ini, tapi tujuan kita untuk Islam, bukan untuk mengikuti Undang-Undang negara," katanya.

Terkait dukungan dari Abu Bakar Ba'asyir, Juru Bicara (Jubir) Timnas Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) pada dasarnya menyambut baik.

Menurut Ramli, Abu Bakar Ba'asyir selaku warga negara Indonesia, punya hak untuk memberikan dukungan di Pilpres 2024.

"Siapapun berhak mendukung mas Anies dan Cak Imin bang, apalagi jika yang bersangkutan punya hak pilih, yang tidak punya hak pilih saja boleh dukung Anies," kata Ramli, Senin (15/1/2024).

Timnas AMIN dalam hal ini tidak bisa menolak dukungan yang diberikan elemen masyarakat manapun, termasuk dari mantan terdakwa kasus terorisme seperti Abu Bakar Ba'asyir.

Meski demikian, Ramli meminta agar pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Anies-Muhaimin tidak dikaitkan dengan politik identitas.

"Jadi jangan dihubung-hubungkan bahwa jika si A mendukung capres B maka dia radikal, ini politik identitas atau apapun," ungkapnya.

Ia menganalogikan soal kemenangan capres-cawapres di lapas narkoba, bukan berarti capres yang menang adalah bagian dari peredaran narkotika.

"Begitupun jika ada capres menang di lapas mayoritas koruptor seperti Lapas Sukamiskin maka apakah kita akan mengambil kesimpulan bahwa capresnya koruptor. Jelas tidak," katanya.

(REDAKSI)

Tag berita:
Berita terkait