POLITIKAL.ID, SAMARINDA – Warga Desa Mata Air Kecamatan Kaubun, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, menutup sejumlah akses jalan poros desa.
Langkah tersebut diambil untuk pengendali penyebaran Covid-19 masuk desa.
Selain pemortalan akses masuk, Sekretaris Desa Mata Air, Nano Susanto mengatakan sejumlah gang desa yang terhubung langsung dengan jalan poros juga ditutup.
“Tujuannya agar pedagang ikan dan sayur keliling dari luar daerah tidak boleh masuk untuk sementara waktu,” ungkap Nano saat dihubungi Selasa (28/4/2020).
Nano mengatakan akses jalur poros yang ada di Desa Mata Air selalu ramai lalu lintas kendaraan karena terhubung ke beberapa wilayah kecamatan lain di daerah tersebut.
Sehingga banyak pedagang dari luar dari kecamatan Kaubun, bahkan Samarinda datang menjual keliling dagangannya ke desa-desa sekitar termasuk pedagang ikan dan sayur.
Keputusan menutup sejumlah sejumlah akses itu sudah diberlakukan sejak 11 April 2020 setelah diputuskan bersama oleh masyarakat, lembaga adat dan pihak desa.
“Kami sengaja perketat wilayah kami guna pencegahan Covid-19,” tegasnya.
Nantinya, kata Nano semua kendaraan yang lewat tidak diperkenankan masuk ke gang-gang desa. Pengendara hanya bisa melintas melalui Desa Mata Air itupun melalui pengawasan ketat.
“Warga juga bangun posko utama untuk penjagaan portal itu selama 24 jam. Kelompok muda piket jaga malam, selanjutnya diganti piket kelompok tua untuk siang,” terang dia.
Selain itu, pemerintah desa juga mendata orang yang baru datang dari luar wilayah ke desa tersebut. Sebaliknya, warga Desa Mata Air pun diberi surat jalan jika berpergian ke luar desa guna memantau pergerakan.
Tak sampai disitu, pihaknya desa juga menyiapkan dua rumah kosong untuk isolasi warga yang terjangkit. Satu rumah buat laki-laki dan satunya perempuan.
“Tapi syukur sejauh ini belum ada warga kami yang terpapar Covid-19,” kata Nano.
Sambil pemerintah desa bersama warga juga berinisiatif membuat masker kain untuk menutupi kekurangan alat pelindung diri bagi masyarakat.
“Kain sudah dibeli, tinggal jahit masker. Kami harap ada bantuan dari Pemkab Kutim atau Pemprov Kaltim bahkan Pemerintah Pusat,” terang dia.
STOK BERAS
Selain pengetatan akses, pemerintah desa juga menyiapkan stok pangan. Mereka memesan beras dari Desa tetangga, Cipta Graha sebanyak 4,5 ton.
“Kebetulan petani Desa Cipta Graha sedang panen kami ajak kerjasama untuk penyedian stok. Saya juga minta kerjasamanya agar dipenuhi dulu kebutuhan warga disini, baru bawa keluar (jual),” kata dia.
Stok beras itu, kata Nano cukup untuk sementara waktu mengcover 921 jiwa dari 230 kepala keluarga yang ada di Desa Mata Air sambil melihat kondisi Covid-19 membaik. Jika tidak, maka pihaknya akan merevisi APBDes untuk mengalokasi bantuan ke masyarakat.
“Kami sudah sepakati perubahan APB-Des. Kami alokasi bantuan langsung tunai melalui dana desa sesuai istruksi Presiden,” pungkas dia. (Redaksi Politikal.Id 002)