POLITIKAL.ID, SAMARINDA - Koalisi besar antara partai Golongan Karya (Golkar) dan PDI-Perjuangan yang terjadi di pusat menular di daerah.
Seperti yang terjadi di Kota Samarinda, dimana kedua partai tersebut disebut-sebut mendukung salah satu pasangan.
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Politik Sonny Sudiar menyatakan itu merupakan kejadian yang wajar terjadi dan kemungkinannya sangat terbuka. Namun tergantung pada pimpinan DPD tiap partai.
"Kalau ketua DPD melihat ada celah yang menguntungkan, maka dia akan berkoalisi," ucapnya yang dihubungi melalui telepon seluler, Senin (20/7/2020).
Ia melihat, basis gerakan perjuangan Golkar-PDIP berbeda dengan saat orde baru (Orba). Dan ia mengakui hal tersebut bisa ada indikasi terjadinya koalisi.
"Sangat terbuka besar," singkatnya.
Disinggung soal apakah ada pengaruh jika Golkar-PDIP berkoalisi, ia menuturkan hal tersebut akan sangat membantu bagi pasangan calon (Paslon) yang akan diusung.
"Melihat posisi Golkar dengan 5 kursi, tinggal dihitung saja berapa jumlah suara yang dihasilkan dari kelima kursi itu. Dan juga bisa menjadi dukungan real bagi Golkar, pengaruhnya sangat kuat, apalagi jika kelima itu memiliki basis," jelasnya.
Lebih lanjut, kata Sonny lagi, kemungkinan kedua partai untuk tidak melakukan koalisi pun bisa terjadi.
Hal tersebut tergantung pada probabilitas komunikasi politik yang dibangun oleh pimpinan DPD masing-masing partai.
"Saya lihat gaya kepemimpinan DPD PDI-P saat ini kan tegas dibawah pimpinan mantan Kapolda Safaruddin. Nah saya tidak tahu karakteristik pimpinan Golkar, serta keinginannya," ucapnya.
Untuk persentase kemungkinan terjadinya koalisi antara partai berlambang pohon beringin dan banteng moncong putih tersebut pun tak bisa diukur oleh Sonny. Namun hal tersebut bisa diukur dari kedekatan komunikasi yang dibangun oleh masing-masing pimpinan DPD.
"Saat ini saya melihat, bola sebenarnya ada di Golkar. Karena belum ada penentuan dari mereka. Berbeda dengan PDIP yang sudah melakukan koalisi dengan PAN. Semuanya tergantung pada pimpinan DPD Golkar ingin bergabung kemana," tandasnya. ( Redaksi Politikal - 001 )