Ismail mengungkapkan, warga miskin di Kabupaten Pamekasan jumlahnya banyak, baik di tingkat kota maupun di pelosok desa. Ia mengklasifikasikan warga miskin itu mulai dari sisi fisik yang sudah tidak dapat bekerja alias lumpuh akibat penyakit.
"Ada dalam satu keluarga, tidak punya keturunan, hidupnya sama-sama ditimpa penyakit. Ada pula yang sebatang kara, hidup di gubuk yang memperhatikan, tempat tidurnya, makannya dan kotorannya menyatu. Jadi kalau masyarakat mengunjungi ke warga ini, siap-siap untuk menyumbat hidung," jelas Ismail.
Data yang dirangkum CNNIndonesia.com berdasarkan laporan terakhir data kemiskinan di Kabupaten Pamekasan per Desember 2019, terjadi peningkatan dari jumlah 482.205 menjadi 482.305 penduduk. Data ini berdasarkan Basis Data Terpadu (BDT) yang ditetapkan oleh Kementerian Sosial RI.
Pemkab Pamekasan sendiri mengalokasikan dana sebesar Rp2,1 miliar lebih untuk membantu warga miskin dan kurang mampu bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).
Bupati Pamekasan Badrut Tamam mengatakan, anggaran tersebut diambil dari belanja tidak langsung Badan Keuangan Daerah. Dari dana tersebut, berharap warga tidak mampu di Pamekasan perlahan bisa mulai menurun.
"Ini merupakan bagian dari ikhtiar yang kami lakukan untuk terus menekan angka kemiskinan dan memberdayakan warga miskin dan kurang mampu di Pamekasan ini," tutur Badrut Tamam. (*)
Artikel ini telah tayang di cnnindonesia.com dengan judul "DPRD Minta Pemkab Pamekasan Bangun Rumah bagi Warga Miskin"