Minggu, 24 November 2024

Klaim Kosong Anies, Sosok Ini Bongkar Sebenarnya Kasus Kematian Harun AL Rasyid

Kamis, 14 Desember 2023 23:12

Anies Baswedan saat debat capres pertama KPU RI, Selasa (12/12/2023).

POLITIKAL.ID - Benarkah klaim Anies Baswedan yang menyebut Harun Al Rasyid pendukung Prabowo di Pilpres 2019, meninggal karena menuntut keadilan di Bawaslu?

Nama Harun Al Rasyid mendadak jadi perhatian, seusai Anies Baswedan menyebutkan kasus kematiannya di debat capres pertama KPU RI, Selasa (12/12/2023) lalu.

Capres nomor urut 01 itu mengklaim Harun Al Rasyid adalah anak yang meninggal, pendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2029.

Tak cuma itu, Anies Baswedan juga mengungkapkan kematian Harun Al Rasyid masih misterius, sebab ia meninggal kearena menuntut keadilan memprotes hasil Pemilu.

"Tidak kalah penting hadir bersama saya di sini ayahnya Harun Al Rasyid. Harun Al Rasyid adalah anak yang meninggal, pendukung Pak Prabowo di Pilpres 2019 yang menuntut keadilan pada saat itu, protes hasil pemilu,” kata Anies Baswedan saat membuka debat capres.

"Apa yang terjadi? Dia tewas sampai dengan hari ini tidak ada kejelasan. Apakah ini akan dibiarkan? Tidak, ini harus diubah," tambah mantan Gubernud DKI Jakarta ini.

Belakangan klaim Anies Baswedan itu dianggap kosong, muncul video berdurasi 2 menit 14 detik dari akun TikTok @kimfornkri untuk mengklarifikasi pernyataan tersebut.

Dalam cuplikan video, Panglima Matahari Pagi, Sutia Budi menjelaskan duduk perkara Harun Al Rasyid meninggal dunia.

Sutia menjelaskan, Harun Al Rasyid meninggal akibat ditembak oleh penembak misterius.

"Berdasarkan hasil investigasi Polri, uji balistik dan keterangan saksi mata, Harun Al Rasyid merupakan penonton kerusuhan 22 Mei 2019," kata Sutia.

"Harun Al Rasyid wafat ditembak oleh penembak misterius dari jarak sekitar 11 meter," tambahnya.

Dari keterangan saksi mata, kata Sutia, Harun Al Rasyid bukan dalam kapasitas mencari keadilan atau terlibat dalam demo di Kantor Bawaslu pada Pilpres 2019, melainkan hanya sebagai penonton kerusuhan.

"Saat itu bersama dengan teman-temannya, Harun Al Rasyid sedang menonton kerusuhan di Jembatan Slipi, Jakarta," ucap Sutia.

Dalam tayangan tersebut, juga dimunculkan cuplikan wawancara ayah Harun Al Rasyid, Didin Wahyudin saat menjawab pertanyaan wartawan.

Didin membeberkan kronologi Harun Al Rasyid meninggalkan rumah untuk bermain layangan.

Didin juga menegaskan bahwa Harun Al Rasyid tidak terlibat dalam politik, lantaran usianya kala itu masih di bawah umur.

"Sekolah dia di SMP gang Duren, usia 15 tahun, SMP kelas 1, belum terlibat (politik) anak saya masih di bawah umur," ucap Didin dalam cuplikan tersebut.

Lantas, klaim Anies yang menyebut Harun Al Rasyid sebagai pendukung Prabowo, tak seperti jejak digital cuplikan pengakuan Didin Wahyudin.

Alasan Anies

Calon Presiden nomor urut satu, Anies Baswedan menjelaskan menghadirkan ayah dari Harun Al Rasyid saat debat perdana calon presiden di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Harun adalah anak muda pendukung Prabowo Subianto saat kerusuhan protes hasil Pilpres 2019 lalu.

Karena salah satu tema debat adalah hukum, kasus Harun Al Rasyid menjadi contoh korban kekerasan tidak mendapatkan keadilan hingga hari ini.

"Semalam kita membahas soal hukum dan salah satu masalah yang kita saksikan yang ada di masyarakat adalah korban-korban kekerasan yang tidak pernah mendapatkan penghujungnya. Apa sih penghujungnya itu? satu keadilan, harus ada tindakan hukum yang tuntas," ujar Anies di Riau, Rabu (13/12/2023).

Kedua, perlu ada kebenaran apa yang terjadi pada peristiwa itu. Anies mengatakan, keluarga korban harus tahu apa yang sesungguhnya terjadi.

"Mereka tidak tahu, tahunya anaknya sudah meninggal," ujar Anies.

Kemudian, pentingnya kompensasi korban. Terakhir perlu ada jaminan supaya peristiwa kekerasan tersebut tidak terjadi lagi.

Anies menghadirkan keluarga Harun karena sampai saat ini tidak ada penyelesaian atas kasusnya. Orangtuanya tidak pernah tahu apa yang terjadi, serta tidak pernah mendapat keadilan dan tegaknya hukum.

"Kami tunjukan untuk menjadi contoh bahwa ini bagian dari perubahan yang kita bawa, kita tidak ingin peristiwa itu terulang lagi. Bila ada peristiwa maka ada ketegasan hukum," ujar Anies.

(REDAKSI)

Tag berita:
Berita terkait