POLITIKAL.ID, SAMARINDA - Pembangunan Pasar Baqa di Samarinda Seberang yang mangkrak akibat kasus korupsi membuat Andi Harun miris.
Calon wali kota Samarinda nomor urut 2 ini menyayangkan pembangunan pasar itu terhenti dalam waktu lama.
Padahal, menurutnya, keberadaan Pasar Baqa sangat diperlukan masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan.
Di sisi lain, keberadaan pasar ini juga ikut mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar.
Kendati kini, aktivitas jual-beli di pasar sementara tetap ada, namun hal itu justru memunculkan masalah baru.
Di antaranya persoalan kekumuhan dan konflik pedagang resmi dan pedagang liar.
Karena itu, AH, sapaan akrab Andi Harun, menyebut jika penyelesaian proyek Pasar Baqa adalah solusi untuk mengatasi berbagai masalah yang muncul.
“Saya targetkan 1 tahun proyek Pasar Baqa bisa kami tuntaskan. Hanya diperlukan keinginan yang kuat untuk menyelesaikan masalah ini,” ungkapnya.
Bukan sekadar omong kosong. Kata AH, target itu cukup realistis.
Alasannya, progres proyek di lapangan memang sudah di atas 20 persen.
“Sementara pemancangan tiang-tiang utama juga sudah selesai. Ini prioritas jadi harus diselesaikan,” ungkapnya.
Menurut AH, nyaris 4 tahun warga Samarinda Seberang khususnya yang bermukim di Kelurahan Baqa dan sekitarnya harus berbelanja di pasar sementara di gelanggang olahraga depan SMP 3.
Kondisi itu membuat aktivitas belajar-mengajar terganggu.
Selain itu, tidak semua pedagang lama tertampung. Karena memang kapasitas pasar sementar ini memang lebih kecil.
“Akibatnya banyak pedagang meluber ke jalan. Ini mengundang kekumuhan.
Sementara pedagang di dalam sepi pembeli. Kan menyebkan kecemburuan,” ujarnya. (*)