POLITIKAL.ID - Anggota DPRD Kaltim Mimi Meriame BR Pane menyoroti keadaan Balikpapan yang warganya kerap antre bahan bakar minyak (BBM).
Bahkan Mimi Meriame BR Pane menyebut bahwa Balikpapan bukan lagi kota minyak, namun kota antre minyak.
Terkait hal itu, ia berharap Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik dapat mengubah keadaan tersebut.
“Kami wakil rakyat sangat berharap Pak Pj Gubernur Kaltim dapat kiranya mengubah keadaan, yang mana antre minyak , sebetulnya juga terjadi banyak kota di Kaltim,” ujar Mimi Meriame BR Pane.
Menurutnya, bertahun-tahun dewan dan rakyat mengeluhkan ke PT Pertamina soal kesulitan rakyat mendapatkan BBM Subsidi di SPBU-SPBU, namun hingga akhir tahun ini tak ada yang bisa mengatasi.
“Kami berharap Pak Pj Gubernur bisa mengatasi masalah ini,” harapnya.
Merespon hal itu, Akmal Malik mengatakan, untuk urusan antre BBM Subsidi, dirinya sudah memanggil dan bicara dengan GM PT Pertamina Patra Niaga Balikpapan.
Penyebab panjangnya antrean BBM Subsidi sudah ditemukan, pertama; ada oknum yang menyimpangkan BBM Subsidi, karena ada selisih harga antara BBM Subsidi dengan BBM Non Subsidi.
Kedua ada mis (ketidakcermatan) Pertamina pada tahun 2022 dalam memperkirakan kebutuhan BBM Subsidi di Kaltim pada tahun 2023.
“Adanya aktivitas pembangunan di IKN tak dihitung saat menyusun kuota BBM pada tahun lalu,” jelasnya.
Menurut Akmal, dia bersama GM Pertamina Parta Niaga, sudah sepakat untuk sama-sama menemui pejabat di institusi yang berkaitan dengan menetapkan kuota BBM di Jakarta, bahwa untuk tahun 2024 kuota BBM Kaltim perlu ditambah dengan memperhitungkan adanya peningkatan aktivitas pembangunan di IKN dan meningkatnya aktivitas masyarakat.
“Saya akan mengusahakan terus, kuota BBM bagi Kaltim tahun 2024 ditambah dengan hitungan-hitungan baru agar tak ada lagi antrean di SPBU pada tahun depan,” pungkasnya. (Advetorial)