POLITIKAL.ID - Ketua DPP PAN Mumtaz Rais mengkritik keputusan kakaknya, Hanafi, yang menyatakan mundur dari kepengurusan parpol tersebut juga dari DPR. Ia menyebut keputusan itu menunjukkan ketidakdewasaan Hanafi dalam berpolitik.
"Kami institusi PAN menghormati keputusan beliau yang mundur, karena tentu sudah dipikirkan dengan baik. Akan tetapi, sebagai rekan berpartai sungguh kami sangat menyayangkan keputusan tersebut karena kedewasaan dalam berpolitik tidak ditunjukkan oleh Saudaraku Hanafi Rais," kata Mumtaz dalam keterangan tertulis kepada CNNIndonesia.com, Kamis (7/5).
Lebih lanjut, ia mengatakan sudah seharusnya semua pihak dapat arif dan bijaksana menyikapi persaingan politik, khususnya terkait hasil Kongres PAN V 2020 di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Dalam kongres tersebut, Zulkifli Hasan (Zulhas) terpilih kembali menjadi Ketua Umum PAN. Untuk diketahui, pada pemilihan tersebut, Zulhas tak dijagokan pendiri PAN Amien Rais--ayah dari Mumtaz dan Hanafi. Dalam kongres tersebut, Amien diketahui mendukung Mulfachri Harahap.
Mumtaz mengingatkan pada Kongres V PAN yang sempat diwarnai aksi ricuh tersebut, Zulhas nyatanya menang secara sah dengan angka telak
"Selisih 106 suara, itu adalah kemenangan yang mutlak," ujar Mumtaz.
Putra ketiga Amien Rais itu mengklaim kericuhan yang terjadi di Kendari itu sudah selesai seiring berakhirnya kongres.
"Seluruh tokoh PAN dapat bersatu dan berupaya memberikan kontribusi terbaik untuk negara. Ada Saudaraku Hatta Rajasa, Soetrisno Bachir, Drajad Wibowo, Asman Abnur dll, yang mengesampingkan perbedaan untuk bersama-sama memajukan partai yang kita cintai ini," ujar Mumtaz.
Baper politik
Lebih lanjut, Mumtaz mengatakan sikap yang terlalu membawa perasaan (baper) yang ditunjukkan para saudara kandungnya itu tak akan memengaruhi pendirian politiknya.
"Saya juga ingin menggarisbawahi, bahwa sikap 'baper politik' yang dipertontonkan oleh Hanafi Rais serta adik-adiknya yakni Hanum Rais dan Tasniem Rais, tidak akan berpengaruh sama sekali kepada saya Mumtaz Rais," tegas dia.
Ia mengaku sudah mengambil jalan berbeda sejak insiden Pandean, yaitu kejadian pengusiran serta penganiayaan atas dirinya pada Februari 2020 karena perbedaan pilihan politik saat Kongres PAN.
"Saya memang masih cukup muda dalam berpolitik, namun saya paham tata krama. Saya tidak menganut mental mutungan, cengeng, dan melodramatik dalam berjuang untuk kebaikan," ujar Mumtaz yang juga meyakini ke depan akan ada lebih banyak kader PAN yang lebih gahar dan potensial.
Selain itu, ia mengatakan, mundurnya Hanafi Rais bisa jadi merupakan bentuk strategi ancang-ancang menghadapi persaingan Pilkada.
"Menjadi kepala daerah adalah cita-cita yang baik dan sah-sah saja, kami DPP PAN siap mendukung sepenuhnya jika itu adalah pilihan politik yang terbaik," ujar Mumtaz.
Kemungkinan Hanafi mundur, kata dia, bisa juga disebabkan karena ingin lebih fokus sebagai sebagai akademisi dan bisa lebih mendekatkan diri dengan keluarga.
"Mengambil dan menyelesaikan program doktoral di luar negeri adalah sebuah keniscayaan," ujar pria yang terpaut empat tahun dari Hanafi tersebut.
Sebelumnya, pada Selasa (5/5) lalu, lewat surat, Hanafi menyatakan mundur dari kepengurusan DPP PAN dan juga dari DPR.
Banyak yang mengaitkan mundurnya Hanafi terkait situasi di PAN pascakongres di Kendari, dan rencana kubu Amien Rais membentuk partai baru. (*)
Artikel ini telah tayang di cnnindonesia.com dengan judul "Soal Mundur, Mumtaz Sebut Hanafi Rais Tak Dewasa Berpolitik"