POLITIKAL.ID - Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto pasang badan untuk pemerintahan Jokowi.
Momen ini terjadi dalam debat capres pertama, saat Prabowo merespons keluhan Anies Baswedan soal demokrasi yang tidak berjalan di era Presiden Jokowi.
Prabowo tak tinggal diam dengan komentar Anies.
Capres nomor urut dua ini juga membantah klaim yang menyudutkan pemerintahan Jokowi, dengan fakta bahwa Anies Baswedan bisa menjadi Gubernur DKI Jakarta.
"Kalau Jokowi diktator Anda tidak mungkin jadi Gubernur," kata Prabowo.
Menurut Prabowo, saat itu memang tak mudah mengusung Anies melawan calon yang didukung petahana.
Namun pada akhirnya, rakyat yang memilih dan Anies memenangkan Pilgub DKI Jakarta 2017 silam.
"Saya waktu itu oposisi Mas Anies. Anda ke rumah saya. Kita oposisi, Anda terpilih," ujar Prabowo.
Prinsip Dasar Prabowo
Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran memastikan demokrasi adalah prinsip dasar bagi Prabowo Subianto dalam mewujudkan Indonesia Maju di masa mendatang.
Ketua TKN Prabowo-Gibran, Budisatrio Djiwandono mengatakan dasar prinsip Prabowo terlihat jelas ketika menegaskan fakta tentang demokrasi yang terjadi di Indonesia.
Pernyataan itu dilontarkan Prabowo ketika menjawab pertanyaan capres nomor urut 1 Anies Baswedan.
"Alhamdulillah (kami) puas. Selain tenang dan tampil apa adanya, Pak Prabowo juga memperlihatkan dengan tegas bahwa demokrasi adalah prinsip dasar bagi beliau," jelas Budisatrio, Kamis (13/12/2023).
Menurut Budisatrio, Prabowo ingin mengingatkan Anies Baswedan yang lahir dari proses demokrasi di Pilgub DKI Jakarta 2018 silam.
"Hari ini-pun beliau (Anies) dalam proses kontestasi demokrasi. Menurut kami aneh jika seorang Capres tidak mempercayai proses yang sedang dia jalani. Demokrasi tidak boleh dirusak oleh kepentingan jangka pendek," tutur anggota DPR RI dapil Kalimantan Timur ini.
Budisatrio menjelaskan, Prabowo Subianto tetap berpegang teguh pada demokrasi, termasuk menerima keputusan dan pilihan rakyat di Pilpres.
"Ini memperlihatkan Pak Prabowo ini adalah seorang pejuang demokrasi. Beliau memilih jalan politik dengan pemilihan umum.
Membangun partai dari nol, serta memberikan jalan dan wadah untuk calon-calon pemimipin bangsa lewat Pemilu dan Pilkada. Ini fakta yang tak terbantahkan," ungkapnya.
(REDAKSI)
