Selasa, 26 November 2024

Pengamat Politik Berharap Regenerasi Tak Hanya Diisi oleh Anak Pejabat

Sabtu, 22 Februari 2020 11:3

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin

POLITIKAL.ID - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyebutkan bahwa 2024 bakal terjadi regenerasi elite politik. Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin sepakat dengan pernyataan Megawati tersebut. Alasannya, memang jumlah pemilih kaum muda pada 2024 sangat besar.

”Kalkulasi sementara 60% lebih pemilih milenial di situ. Kedua, potensi anak-anak muda, anak milenial untuk bisa bertarung di pilpres, pileg, pilkada sekarang sangat tinggi. Nah, itulah yang menjadi catatan mungkin bagi Megawati mengemukakan regenerasi itu,” kata Ujang di Jakarta, Kamis (20/2/2020).

Namun, satu hal yang menjadi catatan, kata Ujang, jangan sampai regenerasi itu hanya diisi oleh tokoh-tokoh muda yang merupakan anaknya para pejabat juga, seperti anak politisi, ketua umum parpol, anaknya menteri, anak presiden dan wakil presiden.

”Kan oligarki itu, dinasti itu harus berkurang. Untuk apa juga bangsa ini terjadi regenerasi, tapi isinya keluarganya orang-orang itu saja. Anak-anaknya orang itu,” tuturnya.

Ujang mengatakan, dalam konteks Pemilu 2024, khususnya pilpres, jika syarat 20% minimal untuk presidential threshold dalam UU Pemilu tidak ada revisi maka maksimal hanya akan ada empat pasangan calon. Mereka bisa berasal dari berbagai klaster. Pertama, klaster para menteri.

Menurut Ujang, ada sejumlah nama yang berpotensi maju sebagai capres ataupun cawapres. Mereka di antaranya Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri BUMN Erick Thohir, Mendikbud Nadiem Makarim, Menko Polhukam Mahfud MD, dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

Ada pula klaster ketua umum partai politik seperti Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar serta Airlangga Hartarto masuk di dalamnya. Kemudian klaster DPR seperti Ketua Umum DPR Puan Maharani, dan selanjutnya klaster kepala daerah.

Misalnya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

”Tambahan lagi, klaster pengusaha yang punya uang kayak Sandi (Sandiaga Uno). Tapi Sandi kan masuk parpol karena dia kan Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra,” katanya.

Dikatakan Ujang, fenomena di dunia saat ini juga mulai banyak pemimpin-pemimpin muda. Dia mencontohkan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang saat ini berusia 42 tahun atau Perdana Menteri Finlandia Sanna Mirella Marin yang baru berusia 34 tahun.

”Sudah sewajarnyalah Indonesia mengarah ke situ, yang tua-tua itu king maker saja. Tapi memang persoalannya, saya merasa 2024 regenerasi kaum muda akan terjadi, tapi yang tua juga masih akan bersaing. Misalkan Prabowo, saya punya keyakinan masih ada kemungkinan tetap mencalonkan diri. Nggak semuanya menepi, tapi ada kombinasi tua-muda,” katanya.

Sementara itu, Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie menilai pernyataan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri yang menyinggung fenomena dinasti politik ada benarnya.

"Anaknya, Puan dan Muhammad Prananda Prabowo, terjun di dunia politik, tapi barangkali beda dengan (elite) yang lain," katanya.

Jerry menduga salah satu yang disindir Megawati adalah Presiden Jokowi, karena anak, menantu, dan saudaranya ikut bertarung dalam Pilkada 2020.

"Memang beliau tak menyebut siapa, tapi hal ini bisa terbaca alamatnya ke siapa? Selain itu, ada juga kepala daerah lain yang disinggung Megawati," tutur dia.

Jerry menilai Megawati ingin mengingatkan kepada elite politik di negeri ini bahwa dinasti politik boleh-boleh saja. Namun, jangan terlalu berlebihan.

Menurut dia, jika ada satu anggota keluarga yang potensial dan memiliki kemampuan mumpuni untuk memimpin, mengapa tidak. Contohnya, kata Jerry, Soekarno punya generasi penerus yakni Megawati yang pernah menjadi presiden RI melalui perjuangan dan pengalaman politik yang mumpuni. (*)

Artikel ini telah tayang di sindonews.com dengan judul "Pengamat: Regenerasi Elite Politik Jangan Hanya Diisi Anak Pejabat"

Tag berita:
Berita terkait