Sabtu, 23 November 2024

Pertemuan Bilateral Indonesia dengan Vietnam dalam Rangka Peningkatan Kemitraan Strategis

Kamis, 22 Desember 2022 18:0

KERJASAMA - Presiden RI, Joko Widodo dengan Presiden Vietnam, Nguyễn Xuân Phúc. Pada Kamis (22/12/2022)

POLITIKAL.ID - Pesiden Joko “Jokowi” Widodo Kamis (22/12) mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Vietnam Nguyễn Xuân Phúc dalam rangka peningkatan kemitraan strategis regional dan bilateral.

“Vietnam telah menjadi mitra strategis Indonesia sejak tahun 2013 dan dalam pertemuan tersebut kita telah membahas peningkatan kemitraan strategis, baik itu kemitraan bilateral maupun regional,” kata Presiden Jokowi dalam keterangan pers bersama Presiden Vietnam, di Istana Kepresidenan Bogor , Provinsi Jawa Barat.

Dalam hal kemitraan bilateral, kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang perdagangan. Presiden Jokowi menggarisbawahi bahwa nilai perdagangan pada tahun 2021 sebesar US$11,06 telah melampaui target nilai perdagangan yang ditetapkan pada tahun 2023 sebesar US$10 miliar.

“Selama lima tahun terakhir, nilai perdagangan meningkat 9,77 persen. Oleh karena itu, kami sepakat untuk menetapkan target bilateral baru sebesar US$15 miliar pada tahun 2028,” ujarnya.

Presiden juga meminta mitranya untuk mendorong akses yang lebih baik untuk ekspor produk pertanian dari Indonesia. Dalam pertemuan itu, kedua pemimpin juga membahas kerja sama investasi.

Presiden Jokowi menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Vietnam atas dukungannya kepada perusahaan Indonesia yang berinvestasi di Vietnam. Nilai investasi Indonesia di Vietnam tercatat lebih dari US$600 juta dalam 101 proyek. Oleh karena itu, Presiden Jokowi menggarisbawahi pentingnya perlindungan investor Indonesia di Vietnam.

“Saya berharap permasalahan yang dihadapi investor Indonesia dapat teratasi sehingga dapat mendorong investasi baru,” imbuhnya.

Kedua pemimpin juga menyinggung upaya penguatan kerja sama di bidang energi bersih serta energi baru dan terbarukan. Presiden Jokowi menyampaikan menyambut baik penandatanganan Nota Kesepahaman di bidang energi dan sumber daya mineral yang diharapkan dapat mendorong pengembangan PLTS, PLTA, dan smart grid.

“Saya juga menyambut baik rencana Vietnam untuk berkolaborasi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan seperti PT BTM dan PT Wima dalam memasarkan sepeda motor listrik Gesit ke pasar Vietnam, Indonesia Battery Corporation (IBC) dalam investasi manufaktur baterai kendaraan listrik, dan PT INKA (Badan Usaha Kereta Api Negara) dalam pembelian komponen bus listrik,” katanya.

Peningkatan konektivitas antara kedua negara juga dibahas dalam pertemuan tersebut. Penting untuk mengembalikan mobilitas barang dan pariwisata ke masa sebelum pandemi dengan memulihkan rute penerbangan langsung dari dan ke pusat bisnis dan pariwisata di kedua negara, membuat rute baru dari Da Nang ke Denpasar dan Hồ Chí Minh ke Jakarta, serta menambah jumlah rute Jakarta- Hồ Chí Minh City.

Dalam pertemuan bilateral tersebut, kedua pemimpin juga membahas negosiasi batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).Setelah 12 tahun melakukan negosiasi intensif, kedua negara akhirnya dapat menyelesaikan negosiasi batas ZEE berdasarkan UNCLOS 1982. Pada isu kawasan, kedua pemimpin membahas upaya peningkatan kerja sama ASEAN. Selama kepemimpinannya pada tahun 2023, Indonesia akan memprioritaskan peran sentral ASEAN dalam menjaga stabilitas dan perdamaian kawasan, serta menjadikan negara-negara Asia Tenggara sebagai pusat pembangunan ekonomi. Sebagai catatan, tiga MoU yang ditandatangani dalam pertemuan tersebut seperti kerja sama pemberantasan terorisme, kerja sama pemberantasan peredaran gelap narkoba, psikotropika dan prekursor, serta kerja sama energi dan sumber daya mineral.

(Redaksi)

Tag berita: