POLITIKAL.ID - Berita Mancanegara yang dikutip POLITIKAL.ID tentang respons Perdana Menteri Jepang soal tudingan fotum Indo-Pasifik dibuat untuk saingi China.
Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, membantah tuduhan bahwa kerja sama Indo-Pasifik yang digagas oleh empat negara bertujuan untuk membentuk aliansi seperti Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) guna menghadapi pengaruh China.
"Bagi Jepang, konsep Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka tidak ditujukan kepada negara-negara tertentu saja, tetapi kita terbuka dan bisa menjalin kerja sama dengan negara manapun yang memiliki konsep dan tujuan yang sama atau satu pemikiran," kata Suga dalam jumpa pers di sela-sela lawatannya di Jakarta, Rabu (21/10).
"Maka sama sekali tidak ada niat membuat NATO ala Indo-Pasifik," lanjut Suga.
Dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Suga menyatakan menyampaikan keinginan untuk menciptakan masa depan di kawasan Indo-Pasifik tetap damai dan makmur.
Menurut Suga, jika negara-negara anggota Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) dan Jepang saling meningkatkan kerja sama, diperkirakan bakal membawa kemakmuran secara ekonomi.
"Mewujudkan ketertiban dan perdagangan terbuka dan supremasi hukum di kawasan Indo-pasifik sangatlah penting, untuk menjaga perdamaian dan kawasan serta seluru dunia," kata Suga.
Yang dimaksud Indo-Pasifik adalah bentang wilayah yang mencakup Samudra Hindia hingga Samudra Pasifik.
Indonesia berada di tengah-tengah dua perairan itu.
Kawasan perairan itu disebut memiliki kekayaan sekitar 3000 spesies biota laut, dan juga menjadi jalur pelayaran niaga dunia.
Istilah kawasan itu dicetuskan oleh pakar geopolitik asal Jerman, Karl Haushofer, pada 1920-an.
Seiring berjalannya waktu, perairan itu menjadi penting karena menjadi lalu lintas perdagangan yang menghubungkan India dengan kawasan negara-negara di kawasan Asia dan Pasifik seperti Jepang, Australia hingga Selandia Baru.
Pendahulu Suga, Shinzo Abe, sudah menyinggung tentang pentingnya keamanan dan kestabilan kawasan tersebut.
Amerika Serikat juga melihat peluang di kawasan Indo-Pasifik.
Mereka lantas membentuk forum dialog pertahanan Quadrilateral Security Dialogue atau kerap disingkap Quad, yang beranggotakan AS, Australia, India dan Jepang.
Keempat negara anggota Quad itu kini tengah menggelar latihan perang laut di perairan Malabar.
Beberapa dari mereka juga mempunyai persoalan dengan China.
Misalnya India yang bersengketa dengan Negeri Tirai Bambu terkait wilayah perbatasan di Himalaya.
Sedangkan Australia menuduh China mencoba mempengaruhi kebijakan negara dengan menebar pengaruh melalui para politikus dan pejabat mereka.
Negeri Kanguru juga menjadi salah satu pelopor supaya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melakukan penyelidikan mandiri terhadap penanganan wabah virus corona di China.
Hal itu membuat China murka dan menerapkan tarif impor sejumlah komoditi dari Australia.
Sedangkan AS bertikai dalam sejumlah persoalan dengan China.
Mereka juga saling mengerahkan kekuatan militer di Laut China Selatan.
Sementara Jepang juga merasa terancam dengan peningkatan pengaruh politik dan militer China, di samping ancaman dari Korea Utara.
Keduanya juga mempunyai sengketa wilayah yakni Pulau Senkaku atau Diaoyu di Laut China Timur.
Pembentukan kelompok itu ditanggapi miring oleh China. Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, mengkritik Forum Indo-Pasifik yang dia nilai sebagai upaya AS untuk membentuk persekutuan mirip NATO di kawasan itu.
Menurut Wang, taktik itu mirip yang dilakukan AS saat menghadapi perang dingin dengan Uni Soviet, yang saat ini sudah runtuh.
"Tujuan utama AS adalah untuk membangun NATO Indo-Pasifik. Washington mencoba memantik konfrontasi antara kelompok dan blok yang berbeda, dan memicu persaingan geopolitik, sementara mereka mempertahankan dominasi dan hegemoni. Dalam hal itu, taktik tersebut adalah ancaman terhadap keamanan," kata Wang dalam kunjungan ke Malaysia pada 13 Oktober lalu.
China juga tengah bersengketa dengan sejumlah negara anggota ASEAN, yakni Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina dan Malaysia, terkait kepemilikan Laut China Selatan.
Secara politik, dengan menggunakan istilah Indo-Pasifik, AS dan sekutunya hendak membentuk wacana bahwa kawasan itu memiliki potensi ekonomi yang besar dari China jika bersatu dan membentuk kerangka kerja sama.
Hal itu dipandang negatif oleh China karena mereka juga melihat potensi ekonomi di kawasan itu dan berharap bisa digarap melalui program One Belt One Road yang mereka usung. (*)
Artikel ini telah tayang di cnnindonesia.com dengan judul "Jepang Bantah Forum Indo-Pasifik Dibuat untuk Saingi China"