Potensi Ledakan Covid - 19 di Kaltim, Ditengah Rencana Pemkot Pekan Depan Izinkan PKL Tepian Mahakam Berjualan, Apakah Rencana Itu Berlanjut ?
Kamis, 24 Juni 2021 5:35
IST
POLITIKAL.ID, SAMARINDA - Para ahli menyebut virus Covid 19 telah bermutasi lebih ganas. Varian baru itu bernama delta yang telah memporakporandakan India beberapa waktu lalu. Kabarnya, virus tersebut menyebar ke Indonesia dan memicu lonjakan kasus pasien terpapar. Dibeberapa daerah, kepala derahnya sudah ada yang menerapkan pengetatan kembali wilayahnya. Bagaimana dengan Kaltim terlebih Samarinda ? Atas kondisi tersebut Gubernur Kaltim Isran Noor merasa tidak senang. "Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 kemarin naik, sekitar 245 kasus dan itu yang bikin aku sedih. Sebetulnya tidak begitu happy aku gara-gara itu," ucap Isran Noor, Kamis (24/6/2021). Ia menilai peningkatan kasus itu karena libur panjang nasional kemarin. Sehingga warga yang hilir mudik ke luar daerah terindikasi terpapar Covid-19. Jika memang terjadi lonjakan kasus tidak menutup kemungkinan akan kembali menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) lebih ketat lagi. "Ini kita sambil evaluasi, peningkatan kasus ini saya rasa karena libur kemarin," ujarnya. "Tidak bisa dihindari sebab ada kerumunan. Kemungkinan besar kita lakukan pengetatan, tapi lagi dievaluasi dulu," sanbung mantan Bupati Kutai Timur itu. Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Padilah Mante Runa mengingatkan masyarakat untuk terus melakukan protokol kesehatan lebih ketat lagi. "Saya harap hari-hari berikutnya kembali turun, oleh karena itu kita harus tetap waspada dan taat menjalankan protokol kesehatan (prokes) dalam kehidupan sehari-hari," pungkasnya. Ditengah semakin meningkat jumlah pasien terkonfirmasi. Pemkot Samarinda memutuskan untuk membuka kembali kawasan Tepian Mahakam untuk Pedagang Kaki Lima (PKL) secara terbatas. Pemkot Samarinda melalui wakil wali kota Samarinda, Rusmadi Wongso menyampaikan berdasarkan hasil tinjauan, lapak yang diizinkan dibuka ada 27 di dua segmen kawasan Tepian Mahakam yakni, di depan kantor gubernur dan di kawasan patung pesut. Sementara rencana pembukaan kembali Tepian Mahakam ini menuai respon kontra dari warganet kota Samarinda. Kendati momentum pembukaan Tepian Mahakam tersebut saat tren Covid 19 di beberapa daerah sedang meningkat. Terlebih kecamatan Samarinda Ulu tempat dimana segmen kawasan Tepian depan kantor gubernur dibuka, telah menjadi zona oranye dalam sepekan terakhir. Selain itu faktor lain yang membuat warganet cenderung tak setuju rencana pembukaan tepian tersebut, karena penutupan yang selama ini dilakukan dinilai membuat kawasan Tepian Mahakam lebih tertata rapi. Menanggapi hal tersebut, Rusmadi yang juga memimpin pertemuan antara pemkot dan perwakilan pedagang Tepian Mahakam mengatakan rencana simulasi yang akan dilakukan tetap melihat situasi perkembangan Covid 19 di kota Samarinda. Sehingga pihak pemkot juga tidak dapat memastikan apakah simulasi pembukaan Tepian bagi PKL tersebut benar-benar akan dilakukan. "Kami mempertimbangkan suara dari pedagang untuk minta dibuka kembali, namun dalam situasi Covid 19 kita juga akan memperhatikan penerapan protokol kesehatan dan makanya jumlahnya juga kita batasi," ujar Rusmadi saat dikonfirmasi di balai kota Samarinda, Kamis (24/6/2021). "Dari pedagang menyatakan siap untuk melakukan simulasi minggu depan, tapi kita juga tidak tahu situasinya, tentu kita berharap yang baik, namun jika situasi nya berisiko tinggi, sementara kita belum bisa izinkan," sambung Rusmadi. Terkait tren Covid 19 terutama varian baru yang berkembang di beberapa daerah khususnya di Jawa tengah dan Jawa Timur, Rusmadi mengungkapkan varian Covid 19 yang baru juga dapat dicegah dengan perilaku dan antisipasi yang sama. Menurutnya partisipasi masyarakat sangat diperlukan untuk sama-sama meningkatkan kesadaran, di sisi lain aparat juga akan mengawal dan memastikan kawasan-kawasan di Samarinda yang berpotensi terjadi keramaian dapat mematuhi prokes dengan ketat. "Kita tidak dapat mengambil kebijakan tanpa mempertimbangkan sisi yang lain, bagi Pemkot Samarinda, Covid 19 ini harus dihadapi dengan responsif dan adaptif, sambil sisi ekonomi juga berjalan," ucapnya. Rusmadi menyimpulkan, pilihan untuk dibuka kembali kawasan Tepian Mahakam tersebut guna mengakomodasi hajat hidup para pedagang yang mendapatkan penghasilan dari berjualan di kawasan tersebut, sembari Pemkot tetap mengawasi penerapan simulasi terbatas tersebut dengan disiplin agar dapat mengantisipasi dengan cepat potensi lonjakan Covid 19 apabila terjadi. Sementara secara umum kondisi Covid 19 di provinsi Kaltim pada saat ini sedang mengalami peningkatan kasus tertinggi selama tiga bulan terakhir. Per tanggal 22 Juni 2021, kasus harian Covid 19 di Kaltim menembus angka 245 kasus, setelah selama tiga bulan tidak pernah mencapai angka 200 kasus. Sedangkan di kota Samarinda sendiri per tanggal 23 Juni 2021, mengalami penambahan kasus sebanyak 42 kasus, angka yang lebih tinggi dibanding kurun beberapa waktu terakhir. Pembukaan kembali kawasan Tepian oleh Pemkot Samarinda dikuatirkan, Samarinda akan menjadi klaster baru penyebaran Covid 19. Berdasarkan data dari dinas kesehatan kota Samarinda yang diungkapkan kepala dinas kesehatan Kota Samarinda, bahwa saat ini kapasitas keterpakaian tempat tidur rumah sakit di kota Samarinda masih di bawah 60 persen. Sedangkan positif rate Covid 19 menurutnya juga masih berada di bawah angka nasional, namun Kadinkes Kota Samarinda tersebut mengakui bahwa dalam menghadapi potensi lonjakan kasus, kota Samarinda juga harus melakukan pencegahan sejak dini. Menanggapi pembukaan kembali Tepian Mahakam tersebut, Ia mengatakan itu sudah merupakan komitmen Pemkot Samarinda untuk mendengarkan masukan dari berbagai pihak juga dalam rangka membangkitkan kembali sektor ekonomi. "Pemkot Samarinda telah berkomitmen agar dalam situasi pandemi ini dapat seiring sejalan dengan kegiatan ekonomi, tentu dengan prokes yang ketat, kita sudah antisipasi untuk saat ini kita masih memiliki ketersediaan ruang dan penanganan yang memadai," terang Ismed pada Kamis (24/6/2021). Ismed. “Cara terbaik menekan kasus tetap perkuat 3T dan di hulu pengetatan prokes,” sambungnya. Pengetatan protokol kesehatan menjadi jalan yang mesti lakukan, saat ini penambahan pasien di fasilitas karantina terus ikut beranjak naik. Saat ini dari enam fasilitas karantina, dengan 183 tempat tidur yang disiapkan, 54 telah terisi pasien atau sekitar 29,51 persen. Padahal sepekan sebelumnya, pada 17 Juni 2021, keterisian pasien Covid-19 hanya 35 orang atau 19,13 persen. Ismed menegaskan pihaknya tetap fokus memaksimalkan sosalisasi protokol kesehatan. Pihaknya tidak ingin Samarinda kembali ke akhir 2020 lalu. Saat itu tingkat keterisian kapasitas karantina mencapai 70 persen. Meski begitu menurut Ismed penambahan kasus saat ini masih dalam fase terkendali. Hanya saja pihaknya tidak boleh lalai hingga kasus kembali meledak. “Bulan 11 pernah diangka 70 persen. Kenaikan ini masih dalam tahap terkendali,” tegasnya. Terkait kerumunan warga yang kerap terjadi di fasilitas umum pihaknya mengaku tidak bisa berbuat banyak. Seperti rencana pembukaan kembali aktivitas ekonomi di Tepian Mahakam, tentunya berpotensi menjadi tempat berkumpulnya masyarakat. Dirinya menyerahkan kebijakan berupa tindakan kepada Satgas Covid-19 Samarinda, yang diketuai wali kota Samarinda. Kasus Covid-19 di Kalimantan Timur (Kaltim) beberapa hari mengalami peningkatan. Bahkan data Satgas Covid-19 Kaltim mencatat penambahan 277 kasus. (*)
Berita terkait