POLITIKAL.ID - Berdasarkan quick count atau penghitungan cepat Pilpres 2024, pasangan calon presiden (capres) Prabowo Subianto dan calon wakil presiden (cawapres) Gibran Rakabuming Raka mampu mendominasi perolehan suara di Kandang Banteng.
Itu terlihat dari suara yang didapat Prabowo-Gibran mampu unggul ketimbang paslon yang diusung PDIP, Ganjar-Mahfud di Kandang Banteng, Bali dan Jawa Tengah.
Quick count Litbang Kompas di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta yang merupakan Kandang Banteng, Prabowo-Gibran unggul dengan suara 53,46 persen.
Sedangkan Ganjar-Mahfud mendapat 33,40 persen, disusul Anies-Muhaimin 13,24 persen dengan total suara yang masuk 96,82 persen.
Di Bali, Prabowo-Gibran meraih 51,53 persen versi hitung cepat PRC dengan data yang terkumpul 100 persen.
Adapun Ganjar-Mahfud mendapat 44,09 persen, dan Anies-Muhaimin 4,38 persen.
Dominasi Prabowo-Gibran di Kandang Banteng turut dikomentari politikus eks PDIP, Budiman Sudjatmiko.
Menurutnya, keberhasilan Prabowo-Gibran menguasai Kandang Banteng tak lepas dari faktor kawan yang hebat, yakni Prabowo Subianto dan Presiden Jokowi.
Selain itu, Budiman Sudjatmiko menilai Prabowo-Gibran juga menghadapi lawan yang hebat seperti PDIP yang mengusung Ganjar-Mahfud.
Pria yang menjabat Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran ini menyindir tim Ganjar-Mahfud yang saking hebatnya justru melakukan blunder di Kandang Banteng.
"Bagaimana menjelaskan kemenangan yang ada di Jawa Tengah dan Bali? Itu karena kita punya lawan yang hebat. Orang hebat itu benarnya berdampak besar, salahnya pun berdampak besar," kata Budiman Sudjatmiko di Istora Senayan, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, Rabu (14/2/2024).
Ia menegaskan bahwa blunder PDIP di Kandang Banteng dalam mendukung Ganjar-Mahfud, justru mendatangkan berkah bagi Prabowo-Gibran.
"Kita punya lawan hebat yang kesalahannya besar, sehingga kita meraih kemenangan di basis lawan hebat itu, karena kesalahan besar, orang besar," ujarnya.
"Orang kecil salah benarnya gak berdampak, orang besar salahnya berdampak besar, dan itu membuat kita menang tebal di Jawa Tengah dan Bali," tambah Budiman Sudjatmiko.
Kemenangan Presiden Jokowi
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyebutkan dominasi Prabowo-Gibran di Kandang Banteng tak bisa dipungkiri karena faktor sosok Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Di Bali misalnya, approval rating Presiden Jokowi menyentuh 99,5 persen, sehingga berpengaruh pada suara dukungan untuk Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
Berdasarkan quick count Indikator Politik Indonesia, Prabowo-Gibran memperoleh 58,41 persen di Bali dan Nusa dari 97,62 persen suara yang masuk.
Perolehan Ganjar-Mahfud justru hanya mampu 27,78 persen suara.
Sedangkan di Jawa Tengah dan DIY, dari 99,15 persen suara yang masuk, 52,98 persen di antaranya menjadi milik Prabowo-Gibran.
Ganjar-Mahfud mendapat 33,64 persen disusul Anies-Muhaimin 13,38 persen suara.
"Itu luar biasa, karena survei terakhir ada indikasi kenaikan Prabowo-Gibran, tetapi banyak yang tidak mengira termasuk saya, bahwa Prabowo bisa menang di Kandang Banteng," kata Burhanuddin Muhtadi.
Burhanuddin tak melihat ada peran partai politik yang signifikan dalam keunggulan besar Prabowo-Gibran di wilayah PDIP.
"Jangan lupa waktu Pak Jokowi didukung PDIP di wilayah ini kemenangannya 99 persen. Sepertinya dengan approval rating di Bali kepada Presiden Jokowi 99,5 persen, efek pak Jokowi lebih menjelaskan ketimbang dominasi partai," ungkapnya.
Data-data tersebut, kata dia, membuktikan bahwa kemenangan Pilpres 2024 adalah milik Presiden Jokowi secara simbolik.
"Jadi memang kita bisa simpulkan hari ini, ini kemenangan Presiden Jokowi, terlepas dari apapun sebabnya. Efek bansos, personality, approval rating, tetapi hari ini yang menang secara formal adalah Prabowo-Gibran, yang menang secara simbolik adalah Presiden Joko Widodo," ujar Burhanuddin Muhtadi.
(REDAKSI)