POLITIKAL.ID - DPRD Samarinda menyoroti kinerja Kontraktor yang mengerjakan proyek pembangunan Teras Samarinda yang digagas Pemerintah Kota Samarinda sejak tahun 2023.
Proyek yang seharusnya selesai pada bulan Februari 2024 ini, sampai saat ini belum juga 100 persen selesai.
Anhar, Anggota Komisi II DPRD menyatakan ketidakpuasannya terhadap kinerja kontraktor, dan mengaitkan keterlambatan ini dengan budaya Indonesia yang cenderung tidak tepat waktu.
“Ini sudah menjadi sesuatu yang biasa di Indonesia. Apa sih yang di Indonesia tidak molor, kolor aja molor,” ujarnya.
Ia menyoroti bahwa bahkan proyek-proyek besar, seperti pembangunan Ibukota Nusantara (IKN), tidak luput dari keterlambatan.
“Masalahnya itu, proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) aja molor. Kalau habis duit enggak dikerjakan, kalau molor itu biasa aja itu,” tambahnya.
Tak kalah mengkhawatirkan, alasan cuaca sering dijadikan tameng untuk menunda proses pembangunan Teras Samarinda.
Anhar menekankan perlunya seleksi yang lebih ketat terhadap kontraktor, dengan saran agar yang tidak mampu menyelesaikan proyek tepat waktu sebaiknya dimasukkan dalam daftar hitam dan tidak diikutsertakan dalam proyek-proyek mendatang.
“Saya pikir pemerintah lebih selektif dalam pemilihan kontraktor. Kalau terlalu lama menyelesaikannya lebih baik di-blacklist saja kontraktornya. Tidak usah dipakai lagi ke depannya,” pungkasnya.
(Advertorial)