Sabtu, 23 November 2024

Advertorial DPRD Kaltim

Puji Setyowati Ungkap Ada Ribuan Sekolah di Kaltim tak Miliki Perpustakaan

Sabtu, 2 Desember 2023 12:0

POTRET - Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Puji Setyowati./ Foto: Istimewa

POLITIKAL.ID - Tidak adanya perpustaan di sekolah, mengundang keprihatinan anggota DPRD Kaltim.

Berdasarkan data pokok pendidikan (Dapodik) tahun 2023 yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), bahwa sekitar 47 persen sekolah di Kaltim belum memiliki perpustakaan.

Dijelaskan Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Puji Setyowati, bahwa data Dapodik adalah data yang dikumpulkan oleh Kemendikbud melalui aplikasi online.

Data tersebut mencakup data sekolah, data peserta didik, data pendidik dan tenaga kependidikan, data sarana dan prasarana, dan data rombongan belajar.

Terkait hal itu, Puji mengusulkan agar ada perbaikan data Dapodik agar sesuai dengan kondisi sebenarnya di lapangan.

Ia mengatakan, data Dapodik harus akurat, valid, dan terkini, sehingga dapat menjadi dasar untuk menentukan kebutuhan dan prioritas sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan.

"Kita harus memastikan bahwa data Dapodik tidak hanya sekadar formalitas, tapi juga menjadi alat untuk mengevaluasi kualitas sekolah. Jangan sampai ada sekolah yang hanya mengincar akreditasi, tapi tidak mau memperbaiki fasilitasnya," ujar Puji.

Lebih lanjut, Puji menjelaskan, berdasarkan data Dapodik, terdapat 7.328 sekolah di Kaltim, yang terdiri dari 4.826 sekolah dasar (SD), 1.621 sekolah menengah pertama (SMP), 638 sekolah menengah atas (SMA), dan 243 sekolah menengah kejuruan (SMK).

Namun, dari jumlah tersebut, hanya 3.894 sekolah yang memiliki perpustakaan, atau sekitar 53 persen.

"Artinya, masih ada sekitar 3.434 sekolah yang tidak memiliki perpustakaan. Ini sangat merugikan siswa, karena mereka tidak bisa mendapatkan sumber belajar yang bervariasi dan berkualitas," ungkapnya.

Puji menambahkan bahwa selain perpustakaan, masih banyak fasilitas pendidikan lain yang belum tersedia di sekolah, seperti musala, kantin sehat, dan ruang terbuka hijau.

Ia mengatakan, fasilitas-fasilitas ini juga berpengaruh terhadap aspek literasi, kesehatan, dan lingkungan di sekolah.

"Literasi adalah kemampuan membaca, menulis, berbicara, dan berhitung yang diperlukan untuk mengakses, memahami, dan menggunakan informasi. Kesehatan adalah kondisi fisik, mental, dan sosial yang optimal untuk belajar. Lingkungan adalah suasana yang nyaman, aman, dan bersih untuk belajar. Ketiga aspek ini saling berkaitan dan harus diperhatikan oleh sekolah," pungkasnya. (Advetorial)

Tag berita: