POLITIKAL.ID - Presiden Vladimir Putin berulang kali mengatakan bahwa Rusia telah mengembangkan jenis senjata baru termasuk senjata hipersonik yang dapat mengelak dari semua sistem pertahanan rudal.
Kepala Kremlin mengklaim bahwa rudal jelajah dan sistem hipersonik Rusia lebih modern dan bahkan lebih efisien daripada yang ada di Amerika Serikat.
Dalam perang dengan Ukraina selama sepuluh bulan terakhir, Rusia dikhawatirkan akan menggunakan senjata nuklirnya untuk meraih kemenangan. Pada Jumat, Putin mengatakan Rusia dapat mengubah doktrin militernya dengan memperkenalkan kemungkinan serangan pendahuluan untuk melucuti senjata musuh. Pernyataan Putin itu tampaknya mengacu pada serangan nuklir.
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan pada Minggu, 11 Desember 2022, bahwa negara itu akan meningkatkan produksi senjata generasi baru untuk melindungi diri dari musuh mereka di Eropa, Amerika Serikat dan Australia. "Kami meningkatkan produksi alat penghancur yang paling kuat, termasuk dari generasi baru," kata Medvedev di aplikasi perpesanan Telegram.
Sejak Putin mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, Medvedev yang berusia 57 tahun secara teratur menggunakan media sosial untuk menulis postingan yang semakin bombastis.
"Musuh kita menggali tidak hanya di provinsi Kyiv di Malorossiya," kata Medvedev.
Ia menggunakan istilah tersebut untuk menggambarkan wilayah Ukraina modern yang merupakan bagian dari Kekaisaran Rusia di bawah tsar.
"Di Eropa, Amerika Utara, Jepang, Australia, Selandia Baru, dan banyak tempat lain yang berjanji setia kepada Nazi." Kata Medvedev di telegram.
Medvedev, yang menjabat sebagai wakil kepala Dewan Keamanan Rusia, tidak memberikan rincian senjata tersebut.
(Redaksi)