POLITIKAL.ID - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ragu jika partai NasDem mendadak pamit meninggalkan Koalisi Perubahan, pasca Pilpres 2024.
Kendati Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh telah bertemu Presiden Jokowi, Minggu (18/2/2024) lalu, PKS menilai hal tersebut wajar dilakukan.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS, Aboe Bakar Alhabsy mengklaim tahu apa saja yang dibicarakan Surya Paloh dan Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut.
Menurut Aboe, tidak ada indikias NasDem akan meninggalkan Koalisi Perubahan yang telah dibangun pada masa Pilpres 2024.
"Sudah (diinformasikan) baik-baik saja, biasa obrolan ringan," ungkap Aboe, Kamis (22/2/2024).
Ia mengatakan, Surya Paloh hanya memenuhi panggilan Presiden Jokowi untuk membicarakan hal yang ringan soal politik, intinya menyangkut pesan damai agar pasca Pemilu 2024 suasana berlangsung kondusif.
"Ya obrolannya sekitar, supaya sama-sama lah bikin suasana nyaman," kata Aboe.
Atas dasar itu, PKS ragu apabila nantinya NasDem meninggalkan semangat perubahan karena bertemu dengan Jokowi.
"Saya kok ragu ya, ragu kalau (pembicaraan) sudah sampai ke arah itu, kita tunggu saja," ujarnya.
Sementara itu, calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan meyakini tak ada perubahan sikap dari NasDem selaku pengusungnya meskipun Surya Paloh bertemu Jokowi.
"Saya tidak melihat ada perubahan sikap, sikap tetap konsisten berada di dalam koalisi perubahan. Itu tidak, saya memandang tidak ada pergeseran apa pun," ungkap Anies Baswedan.
Anies juga mengklaim sudah mendapat informasi langsung dari Surya Paloh terkait pertemuan bersama Presiden Jokowi di Istana Negara.
Menurut Anies Baswedan, pertemuan Jokowi dan Surya Paloh adalah hal yang biasa dalam dunia politik.
"Ya selalu komunikasi, dan tidak ada pergeseran posisi sama sekali tidak ada, dan pertemuan itu sesuatu yang biasa-biasa saja," ucapnya.
Meski telah berkomunikasi dengan Surya Paloh, Anies enggan membeberkan isi pembicaraan antara Ketum NasDem dengan Jokowi.
"Kalau itu (membahas apa) tanyakan langsung," ujarnya.
(REDAKSI)