Kamis, 5 Desember 2024

Samarinda

Tingkatkan Layanan Kesehatan di Kota Samarinda, Andi Harun Usung Konsep Pembangunan Rumah Sakit Berkelas Internasional

Selasa, 5 November 2024 12:54

Calon Wali Kota Samarinda petahana, Andi Harun ungkapkan rencana pembanguna rumah sakit berkelas internasional di debat Pilkada Samarinda

POLITIKAL.ID - Calon Wali Kota Samarinda petahana, Andi Harun memiliki rencana besar untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Kota Tepian.

Salah satu langkah utama yang diungkapkan adalah pembangunan rumah sakit berkelas internasional.

Inisiatif ini bertujuan untuk menyediakan fasilitas medis yang lebih baik dan modern, sehingga tidak hanya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat Samarinda, tetapi juga menarik pasien dari luar daerah atau bahkan luar negeri.

Hal ini diungkapkan Andi Harun dalam debat Pilkada Samarinda 2024 yang digelar pada Senin malam (4/11/2024). 

Andi Harun menjelaskan bahwa rencana ini menjadi salah satu sorotan utama dalam visi dan misinya untuk memajukan sektor kesehatan di Samarinda.  

Andi Harun mengatakan bahwa Samarinda akan segera memiliki rumah sakit yang tak hanya dilengkapi dengan fasilitas medis canggih, tetapi juga dikelola dengan standar manajemen internasional. 

"Rumah sakit ini akan menjadi yang pertama dan satu-satunya di Indonesia yang dibangun melalui proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), yang telah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Keuangan,” ucapnya.

Ia juga mengatakan bahwa saat ini pihaknya telah menerima Surat Keputusan (SK) dari Menteri Keuangan, dan pada bulan November ini akan dilakukan tahap kualifikasi tender.

“Proyek ini direncanakan mulai dibangun pada April tahun 2025,” tuturnya.

Investasi untuk rumah sakit tersebut akan berasal dari Aspen Medical Group, sebuah perusahaan yang berbasis di Australia. 

"Kami akan memiliki rumah sakit berkelas internasional, dan ini bukan hanya soal membangun gedung dan mengganti peralatan medis dengan yang berstandar internasional. Kami juga akan melakukan perbaikan manajemen secara menyeluruh," ungkapnya.

Andi Harun juga mengungkapkan salah satu fitur utama dari rumah sakit ini adalah proses transfer pengetahuan (knowledge transfer) yang akan dilakukan oleh para dokter profesional dari Australia dan negara-negara lain. 

“Selama satu hingga satu setengah tahun pertama, para profesional medis akan berbagi pengetahuan, baik yang bersifat teknis maupun soft skills. Setelah itu, pengelolaan rumah sakit ini akan diserahkan kepada manajemen yang berstandar internasional," ujarnya.  

Ia juga  menegaskan pentingnya kolaborasi antara sektor publik dan swasta. Menurutnya, pembangunan rumah sakit di Samarinda tidak hanya bergantung pada anggaran APBD, tetapi harus melibatkan sektor swasta yang mampu berkontribusi. 

"Samarinda sudah memiliki berbagai rumah sakit, baik milik pemerintah maupun swasta. Kita memiliki rumah sakit provinsi seperti Abdul Wahab Syahrani, serta puluhan rumah sakit swasta yang sudah cukup baik. Jika sektor swasta sudah bisa memberikan pelayanan yang optimal, mengapa pemerintah harus memaksakan diri untuk membangun rumah sakit baru? Pemerintah sebaiknya berfokus pada pemberdayaan sektor swasta, agar mereka juga dapat berkontribusi dalam pelayanan publik," pungkasnya.

(*)

Tag berita:
Berita terkait