POLITIKAL.ID - Tahun 2023 ini Pemkot Samarinda akan membangun 15 taman bermain guna mendukung Kota Layak Anak (KLA).
Pembangunan ini guna mewujudkan program 1 kelurahan 1 taman bermain (playground).
Diketahui sebelumnya Pemkot Samarinda telah membangun 10 playground di 10 kelurahan pada 2022.
Sehingga, kini Pemkot akan menggenapinya menjadi 25 kelurahan.
Hal ini diungkapkan Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi belum lama ini.
“Kita lihat ini 10 kelurahan sudah ada 1 playground. Insya Allah tahun ini tambah 15 playground lagi,” ucap Rusmadi.
Selain itu, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Kota Samarinda Syam Syaimun menyampaikan untuk menjadi Kota Layak Anak, maka ruang laktasi harus disiapkan di ruang-ruang publik dan perkantoran.
Harapan Syam Syaimun itu disampaikan saat mewakili Wali Kota Samarinda membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Evaluasi Kota Layak Anak (KLA) Tahun 2023 di Ruang Rapat Mangkupalas Balai Kota Samarinda, Jumat (17/3/2023).
Syam Syaimun juga menyarankan agar pemerintah menyediakan ruang terbuka hijau serta taman bermain di setiap kelurahan.
"Mewakili Wali Kota Samarinda tentunya kita mengharapkan Kota Samarinda tidak hanya membuat infrastruktur secara efesien, kita juga mengharapkan pembangunan perkotaan itu tidak diskriminatif kepada ibu dan anak. Di kantor-kantor setidaknya ada menyediakan ruang laktasi," ujar Syam Syaimun.
"Kita mengharapkan ke depannya ruang terbuka hijau, taman-taman kota, menyediakan fasilitas bermain anak. Satu kelurahan satu arena bermain." katanya.
Syam menyebutkan komitmen pemerintah membuat Kota Samarinda menjadi Kota Layak Anak diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan ibu dan anak.
"Tentunya komitmen itu diharapkan ke depannya dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada ibu dan anak atau keluarga," ujarnya.
Syam juga menyoroti beberapa masalah yang ada di Kota Samarinda perlu ditangani.
Ia mengingatkan agar pemerintah dapat berfokus pada pertumbuhan mental dan spiritual anak.
"Masalah kebersihan, masalah polusi udara, tentunya semua diarahkan untuk kenyamanan bagi warga," tambahnya.
"Jadi setidaknya kita tidak hanya memikirkan masalah pembangunan ekonomi semata, tapi juga keberpihakan pemerintah terhadap pembangunan fisik, mental dan spiritual terutama anak-anak," katanya.
(Advetorial)
