POLITIKAL.ID - Pada Mofest Conference Indonesia 2045, Meteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kekhawatirannya terkait masyarakat Indonesia yang belum bisa mencapai kondisi sejahtera saat memasuki memontum 100 tahun kemerdekaan pada 2045.
Padahal, di tahun itu, jumlah populasi RI diperkirakan akan sebanyak 350 juta jiwa, naik dari saat ini yang sekitar 270 juta jiwa.
Ia menjelaskan, kekhawatiran itu dikarenakan saat ini demografi populasi Indonesia mayoritas adalah golongan usia muda atau usia produktif. Maka ketika mencapai 2045, dominasi populasi usia muda itu akan berubah menjadi dominasi populasi usia tua atau usia tidak produktif.
"Jadi dari sekarang harus dipikirkan, jangan sampai, dalam istilah ekonomi itu, negara yang mereka (penduduknya) semakin tua tapi masih miskin," ujar Sri Mulyani dihadapan para anak muda yang hadir dalam acara Mofest 2022 di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Kamis (1/12/2022).
Bendahara umum negara itu mengatakan, ketika jumlah penduduk bertambah maka kebutuhan akan sarana kesehatan, properti, hingga pangan akan turut meningkat.
Tetapi, bila populasi penduduk itu didominasi oleh usia tua maka secara khusus akan semakin membutuhkan layanan kesehatan, yang tentu itu tidaklah murah. Oleh karena itu, ia menilai, jika komposisi demografi tersebut tidak dipikirkan dengan matang sejak saat ini, dalam hal untuk mendorong kemakmuran masyarakat, maka di masa mendatang Indonesia justru akan kewalahan dari segala aspek, terutama terkait besarnya biaya untuk kesehatan.
"Permintaan akan layanan kesehatan akan berbeda (dari saat ini). Diproyeksikan saat Indonesia merayakan 100 tahun kemerdakaan, komposisi demografi Indonesia akan menua, jadi semakin banyak orang tuanya. Itu yang dari sekarang harus dipikirkan," ungkapnya.
"Kalau generasi komposisinya semakin menua namun belum sejahtera, maka negara itu akan semakin menghadapi menghadapi situasi yang lebih kompleks, karena ongkos kesehatan semakin besar," imbuh Sri Mulyani. (Redaksi)