POLITIKAL.ID - Simak update terbaru kabar erupsi Gunung Semeru yang terjadi baru-bari ini.
Bagaimana nasib warga sekitar?
Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, masih mengalami erupsi usai statusnya diturunkan dari Awas (level IV) menjadi Siaga (level III), Minggu (11/12/2022).
Erupsi terjadi pukul 06.52 WIB dan meluncurkan kolom asap berwarna putih kelabu dengan intensitas mengarah ke selatan.
Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimal 25 mm dengan durasi lebih dari satu menit.
Sementara, pengamatan Pos Pantau Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, dalam periode pengamatan 00.00 - 06.00 WIB, juga mencatat terjadi erupsi dengan ketinggian kolom abu yang sama dan mengarah ke barat daya.
Selain itu, periode enam jam itu juga mengamati adanya guguran lava pijar dengan jarak luncur hingga 800 meter.
Kepala Pos Pantau Gunung Api Semeru Liswanto mengatakan, dalam kurun waktu 18 jam terakhir sejak pukul 00.00 - 18.00 WIB, terdapat 59 gempa letusan yang terekam seismograf.
"Ada 59 gempa letusan. Secara visual Gunung Semeru dominan tertutup kabut," kata Liswanto, Minggu.
Liswanto menambahkan, meski status Gunung Semeru sudah diturunkan menjadi Siaga, warga di sekitar lereng Semeru diminta tetap waspada.
Sebab, ada bahaya sekunder berupa banjir lahar yang mengancam.
Apalagi, lereng Gunung Semeru beberapa hari terakhir kerap diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi.
Warga diminta tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak.
Di luar jarak itu, warga juga dilarang beraktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 17 kilometer.
Pasalnya kawasan ini berpotensi terjadi perluasan awan panas dan aliran lahar.
"Waspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, lontaran batu pijar, dan aliran lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu ke puncak," ujar dia. (*)