POLITIKAL.ID, SAMARINDA - Pilkada serentak telah usai.
Pesta demokrasi lima tahunan secara serentak (9/12/2020) lalu terlebih di Samarinda berjalan lancar.
Namun pekerjaan suksesi pilkada ditengah pandemi Covid-19 cukup memberikan dampak terhadap para panitia pelaksana (KPU, red) sebagai leading sektor.
Terbukti dengan terpaparnya dua komisioner KPU dan Sekretaris. Walhasil, ketiganya hanya memantau sidang pleno rekapitulasi Kota dari tempat penyembuhan.
Selain menyasar pentolan KPU Samarinda, virus corona juga disebut menjangkiti satu staf KPU Samarinda dan dikabarkan meninggal dunia dengan standar pemusaran covid-19. Sebelumnya almarhum mendapat perawatan medis.
Menanggapi hal tersebut, Kepala dinas kesehatan (Kadinkes) Samarinda, Ismed Kosasih buru-buru membantah adanya kluster corona dalam pilkada.
"Tidak ada itu kluster pilkada, bukan," ujar Ismed, Rabu (23/12/2020).
Menurutnya, dengan patuh terhadap protokol kesehatan sehingga kewaspadaan tidak hanya terfokus pada satu cluster saja, tetapi pada semua daerah manapun di Samarinda, termasuk di keluarga.
"Kan sebarannya hanya di KPU Samarinda, sama saja dengan perkantoran - perkantoran lainnya," imbuhnya.
Lebih lanjut kata dia, saat ini tidak penting kluster tersebut. Hal itu karena sekarang ini Samarinda dalam transmisi lokalnya yang sangat massif dan merata diseluruh kecamatan.
"Sehingga kewaspadaan harus menyeluruh dimanapun dan kapan pun kita berada," ungkapnya.
Sementara itu terpisah, Ketua KPU Samarinda, Firman Hidayat memberikan keterangan terkait dengan jajarannya yang sempat terjangkit.
"Satu komisoner sedang isolasi di rumah sakit. Kondisinya sudah membaik dan besok dibolehkan pulang," kata Firman saat dikonfirmasi.
Sementara itu, satu komisioner KPU lainnya dan Sekretaris, Bang Najib komisioner KPU dan sekretaris KPU melakukan isolasi mandiri, saat ini kondisi ketiganya sudah membaik.
"Semua sudah kembali beraktifitas di rumah seperti biasa, meskipun belum berinteraksi dengan orang luar," tandasnya.
(Redaksi 001)