Senin, 25 November 2024

Kata Amien Rais Soal Isu Perpanjangan Masa Jabatan Presiden: Pemerintahan Jokowi Harus Berakhir Pada Oktober 2024

Sabtu, 2 April 2022 15:59

IST

POLITIKAL.ID - Isu perpanjangan masa jabatan presiden yang mencuat belakangan ini menjadi polemik dikalangan publik. Terkait isu tersebut Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais mengatakan kepemimpinan Presiden Jokowi harus berakhir di 2024 sesuai masa jabatan. Amien menilai Jokowi dan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan adalah duet yang menjadi simbol rezim saat ini. Amien mengatakan kekuasaan Jokowi dan Luhut tak boleh diperpanjang. "Duet Jokowi-Luhut yang selama ini menjadi simbol dan substansi rezim yang berkuasa saat ini itu sesungguhnya harus berakhir pada Oktober 2024," kata Amien dalam video yang diunggah di Instagramnya, Sabtu (2/4) dilansir dari Kumparan.com Amien mengatakan tidak boleh ada oknum yang mencoba untuk memperpanjang kekuasaan dengan dengan berbagai macam cara. "Jadi setelah itu tidak boleh lagi dua oknum ini menggerakkan segala macam cara kekuatan tekad ala orde baru dulu," ucapnya. Ia bahkan mengingatkan Jaman pemerintahan orde baru. Dia tak ingin ada anggapan hanya pemerintahan Jokowi yang mampu untuk menyelamatkan bangsa sehingga harus diperpanjang. "Kita masih terniang-niang bagaimana rakyat kita dibodohi juga ditekan diancam untuk menggolkan sebuah tujuan politik yang sebenarnya jahat, crime karena ambisi kekuasaan itu menjadi sebuah rezim paranoid yang mana cirinya merasa tidak pernah secure, tidak pernah aman," ucapnya. "Kemudian cara menutupi kelemahannya dengan menggertak dengan mengancam dengan mengerahkan massa dengan masif, bahwa duet ini adalah satu-satunya yang dapat menyelamatkan bangsa ini," imbuhnya. Lebih lanjut, Amien mengaku kasihan melihat adanya pergerakan dari pihak-pihak yang mendukung presiden 3 periode. "Saya kasihan melihat keadaan sekarang ini, dikerahkan seluruh lurah seantero Indonesia, nanti juga mungkin asosiasi-asosiasi tertentu, kemudian nanti eksponen bangsa, dari para petani, nelayan, buruh, pegawai negeri, pensiunan ini, dan itu," tutur Amien. Amien mengatakan cara tersebut merupakan cara yang abal-abal dan tak ada bobotnya. "Ini adalah cara yang kosong substansi, abal-abal tidak ada bobotnya, karena ini sangat artificial, seperti balon, kelihatannya besar, tapi begitu kena jarum kecil saja bisa kempes dan jatuh dan kemudian flat," tutupnya. (*)
Tag berita:
Berita terkait