POLITIKAL.ID - Permainan latto- latto yang saat ini tengah digandrungi masyarakat, terlebih anak-anak mendapat sorotan dari DPRD Provinsi Kalimantan Timur.
"Sebenarnya tidak ada yang salah dari permainan latto-latto, sebab permainan tersebut bisa mengalihkan fokus anak-anak terhadap permainan yang serba digital (gadget)," kata Akhmrd Reza Fachlevi, Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda, Sabtu(21/1/2023)
latto-latto merupakan mainan berupa dua buah bola plastik berbobot padat keras dan permukaan halus yang diikat dengan seutas tali dan disimpul cincin jari di tengah.
Permainan ini adalah jenis permainan ketangkasan dengan mengandalkan keterampilan fisik.
Menurutnya, fenomena permainan Latto-latto hampir terjadi di seluruh Indonesia, termasuk di Provinsi Kaltim.
Permainan yang hanya mengandalkan keseimbangan tangan dalam mengayunkan dua bola plastik dan saling memantul itu kini sangat digemari oleh kalangan anak-anak maupun dewasa.
Bunyi pantulan kedua bola yang dimainkan itu pun cukup nyaring, seolah ingin mencuri perhatian warga yang melihatnya.
Lanjutnya, dalam memainkan permainan tersebut, diperlukan kelincahan dan kewaspadaan dari si pemain, sebab resikonya cukup besar.
Seperti jika kedua bola yang dipantulkan itu pecah, maka bisa saja serpihannya mengenai muka hingga terkait luka yang cukup serius.
Ia mengaku, permainan tersebut sebenarnya sudah lama sejak tahun 1960-an, hanya saja baru dimainkan lagi di zaman sekarang.
"Sebenarnya tidak ada salahnya dengan adanya permainan latto-latto itu. Ketimbang anak-anak fokus bermain game di ponsel, saya kira ini juga bisa mengalihkan perhatian anak-anak terhadap permainan yang serba digital," kata Reza.
Untuk mencegah terjadinya resiko, Reza mengimbau kepada seluruh masyarakat khususnya orang tua untuk tetap meningkatkan pengawasan terhadap anaknya saat memainkan permainan tersebut.
Tujuannya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk juga perlu mengatur ritme permainannya.
"Kita harapkan orang tua perlu mengawasi anak-anaknya, perlu juga mengatur komitmen waktunya, jadi kewaspadaan juga harus ada, kuncinya pengawasan dari orang tua dan yang memainkan juga perlu hati-hati," tutup Reza.
(Advertorial)