POLITIKAL.ID, SAMARINDA - Pengusaha hotel di Kota Samarinda tak tinggal diam dengan situasi menurunnya tingkat hunian kamar hotel.
Menurunnya okupansi ditengah pembatasan sosial itu karena pandemi virus corona atau Covid-19.
Kepada Politikal melalui sambungan pesan singkat whatsapp, Kabid Humas IHGM DPD Kaltim, Armunanto Somalinggi memberikan kiat bagi pengusaha hotel dapat bertahan.
Berikut tiga langkah yang dapat membantu pelaku bisnis dalam menghadapi situasi pandemi korona.
"Pembisnis yang baik itu adalah pembisnis yang menyadari bahwa dunia bisnis tidaklah pasti, hal itu yang mesti dipahami pelaku usaha," ujar Anto sapaannya, Sabtu (18/4/2020).
Lebih lanjut kata Kabid SDM PHRI BPD Kaltim itu menyebut Ketidakpastian adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari.
Sebaiknya pelaku bisnis bisa mengeksplor dan merencanakan yang harus dilakukan dalam menghadapi perubahan dan berfokus pada ide-ide yang tidak biasa.
"Pelaku bisnis harus mau menerima inovasi dan menoleransi pemikiran-pemikiran yang tidak biasa," imbuh GM Hotel Grand Kartika Samarinda itu.
Selain itu Anto juga menambahkan, anjuran pemerintah tentang Work From Home (WFH) hotelpun mesti tidak kalah kreatifnya dengan menawarkan paket long stay, yang dikemas persis sama dengan work from hotel (WFH) yang belum pernah terpikirkan sebelumnya di Kaltim terlebih Samarinda.
"Dengan tuntutan perubahan seperti saat ini dan kreativitas pelaku usaha, maka upaya itu bisa jadi menjadi tren," tambahnya.
Lebih lanjut inovasi juga perlu dilakukan melihat situasi hampir semua hotel dan resto sepi pengunjung, sehingga hotelpun berlomba membuat paket nasi kotak dan memasarkan produknya ke media sosial ditambah gratis ongkos kirim dalam satu kawasan untuk memanjakan konsumen.
Pun ada pula yang menawarkan minuman ala cafe untuk memanjakan pengunjung sebagai bagian dari ide kreatif dan inovasi dari masing-masing hotel.
Tentang situasi saat ini, pengusaha di sektor perhotelan memahami bahwa korona bukanlah sebuah pengecualian melainkan situasi pandemi global yang terjadi saat ini dan mesti dihadapi.
"Seorang hotelier mampu bersaing secara kompetitif dengan mendorong kekuatan diri sendiri dan berani berinovasi," tuturnya.
Dibutuhkan langkah akseleratif bagi para hoteller untuk membawa bisnis bisa eksis dalam jangka panjang terutama saat menghadapi "gangguan" pandemi korona.
Dan sudah tentu industri perhotelan diseluruh tanah air berharap pandemi korona segera berakhir sehingga perekonomian dapat bangkit dan pariwisata indonesia kembali bergeliat.
"Kita berharap pariwisata bisa seperti penari rupawan yang berlengak-lenggok menarik hati," tukasnya. (Redaksi Politikal - 001)