Sabtu, 23 November 2024

Komentar Presiden AS Trump Cederai Sejarah Peluncuran Kapsul Crew Dragon SpaceX

Senin, 1 Juni 2020 1:41

Falcon 9 meluncur pada pukul 15.22 (1922 GMT) dari lokasi peluncuran 39A milik NASA di Kennedy Space Center di Florida, Amerika Serikat (AS) pada Sabtu (30/5). Foto: AP/Charlie Riedel

POLITIKAL.ID - Proyek SpaceX-NASA berhasil diluncurkan ke luar angkasa dari Florida, Amerika Serikat pada Sabtu (30/5) waktu setempat.

Saat ini kapsul Crew Dragon milik SpaceX yang membawa dua astronaut NASA telah tiba dan menempel atau mengait dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Mengutip Gizmodo, Senin (1/6), dua astronaut NASA, Bob Behnken dan Doug Hurley mendapat sambutan hanya di ISS proses pengaitan (docking) yang sukses. Hurley mengatakan kepada para pejabat NASA di bumi bahwa ia sangat bahagia terkait kinerja pesawat ruang angkasa SpaceX.

Kejadian ini sekaligus menandai berakhirnya ketergantungan AS pada negara-negara asing untuk penerbangan luar angkasa. Seperti diketahui, ini proyek pertama di luar angkasa oleh NASA setelah proyek Space Shuttle dihentikan pada 2011 silam.

Namun, peristiwa bersejarah itu dicederai oleh komentar Presiden AS Donald Trump. Dengan gaya bicara khasanya, ia memanfaatkan peluncuran tersebut untuk menghidupkan dogma kuno 'Amerika First' untuk era perang dingin 2020.

"Kami akan segera mendarat di Mars dan kami akan segera memiliki senjata terbesar yang pernah dibayangkan dalam sejarah," kata Trump.

"Di tahun-tahun mendatang, Amerika akan menjadi lebih besar, lebih berani, lebih jauh, lebih cepat, dan Amerika akan menjadi yang pertama. Amerika akan selalu menjadi yang pertama," imbuhnya.

Tak ada seorang pun yang menolak jika peluncuran itu merupakan peristiwa penting. Pasalnya, ini merupakan sejarah perusahaan swasta yang mengoperasikan roket dan moda transportasi luar angkasa untuk membawa astronaut keluar dari orbit bumi.

Tetapi komentar Trump tersebut seolah membingkai pencapaian tersebut sebagai perlombaan luar angkasa abad ke-21.

Sejumlah kalangan menilai pidato Trump meminjam jenis-jenis propaganda para pejabat AS sepanjang era 50-an dan 60-an untuk membenarkan pengeluaran miliaran dolar dana publik untuk gerakan-gerakan besar dan luar angkasa. Kesamaan ini pun tidak luput dari pesaingnya di era perang dingin, Rusia.

"Histeria yang muncul setelah kesuksesan peluncuran pesawat ruang angkasa Dragon Crew sulit dipahami," ujar juru bicara badan ruang angkasa Roscosmos Rusia Vladimir Ustimenko saat menanggapi komentar Trump.

Namun, tetap saja ia memuji tonggak sejarah baru AS dan menyebut peluncuran roket luar angkasa itu luar biasa. Dalam kesempatan itu, ia juga tidak mau kalah dengan kebanggaan Trump dengan rencana luar angkasa Rusia di masa depan.

"Kami juga tidak akan berpuas diri. Kami akan menguji dua roket baru tahun ini, dan tahun depan kami akan melanjutkan program bulan kami. Ini akan menarik," katanya.

Dilansir The Verve, sejak menutup program pesawat ulang-aliknya pada tahun 2011, NASA mengandalkan Rusia dan pesawat ruang angkasa Rusia, Soyuz untuk mengangkut para astronaut Amerika ke dan dari ISS.

Biayanya pun tidak murah, sekitar US$80 juta setiap kursi yang. Dengan capaian SpaceX tersebut sejumlah kalangan memprediksi Rusia akan banyak merugi.

Tetapi, perang dingin komentar Trump dan Vladimir Ustimenko tak menghancurkan kehangatan para astronaut dari kedua negara di luar angkasa. Saat tiba di ISS,

Behnken dan Hurley disambut astronaut Amerika Chris Cassidy bersama dengan dua kosmonot Rusia, Anatoly Ivanishin dan Ivan Vagner.

Para awak akan banyak berkolaborasi selama mereka tinggal di luar angkasa mulai dari melakukan pemeliharaan rutin bersama, bekerja sebagai tim di laboratorium yang mengorbit, dan berbagi makanan selama tinggal di ISS. (*)

Artikel ini telah tayang di cnnindonesia.com dengan judul "Pencapaian SpaceX Dinilai Tinggalkan Perang Dingin AS-Rusia"

Tag berita:
Berita terkait