IMG-LOGO
Home Nasional Malaysia Mau Impor Beras dari Indonesia, Mentan Amran Sebut Saat Ini Masih Fokus Pemenuhan Pasokan Dalam Negeri
nasional | umum

Malaysia Mau Impor Beras dari Indonesia, Mentan Amran Sebut Saat Ini Masih Fokus Pemenuhan Pasokan Dalam Negeri

oleh Hasa - 22 April 2025 09:38 WITA

Malaysia Mau Impor Beras dari Indonesia, Mentan Amran Sebut Saat Ini Masih Fokus Pemenuhan Pasokan Dalam Negeri

Dalam pertemuan antara Menteri Pertanian Indonesia Andi Amran Sulaiman dan Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia YB Datuk Seri Haji Moha...

IMG
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman

POLITIKAL.ID - Dalam pertemuan antara Menteri Pertanian Indonesia Andi Amran Sulaiman dan Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia YB Datuk Seri Haji Mohamad Bin Sabu, salah satu topik utama yang dibahas adalah keinginan Malaysia untuk mengimpor beras dari Indonesia.

Namun, Amran menjelaskan bahwa untuk saat ini Indonesia belum bisa memenuhi permintaan tersebut karena negara tengah fokus pada pemenuhan pasokan beras dalam negeri.

“Menarik, tadi menanyakan ‘apa bisa kami (Malaysia) impor beras dari Indonesia?’ Saya katakan untuk sementara kami menjaga stok dulu,” ujar Amran setelah pertemuan di Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (22/4/2025).

Meski begitu, Menteri Haji Mohamad Bin Sabu mengungkapkan bahwa Malaysia tetap tertarik untuk berkolaborasi dengan Indonesia, terutama dalam hal teknologi pertanian.

Menurutnya, meskipun saat ini beras bukanlah komoditas yang mereka peroleh dari Indonesia, Malaysia lebih tertarik untuk mengadopsi teknologi pertanian Indonesia yang lebih maju, yang telah memungkinkan Indonesia untuk mencapai hasil produktivitas beras yang sangat tinggi

“Sekarang ini belum lagi, tapi kita akan bincang (impor beras). Kita banyak di sini impor kelapa, sayuran termasuk ikan, aquaculture dan sebagainya. Tapi beras ini kami ingin lebih tumpu kepada teknologi yang dilihat di Indonesia ini lebih advance dalam hal menemukan teknologi baru, sehingga hasilnya sampai 12 ton, 13 ton, yang paling tinggi dan rata-ratanya sudah ada di peringkat 7 ton,” terangnya.

Ke depan dia berharap Malaysia dengan Indonesia dapat berkolaborasi dalam teknologi pertanian. Selain itu, mengenai dampak tarif dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga masuk dalam pembahasan.

“Kita dalam ASEAN perlu dipergiatkan lagi persaudaraan dalam segala bidang karena kita mungkin akan menghadapi masalah-masalah seperti yang berlaku sekarang soal tarif baru yang tidak menentu yang dibuat oleh negara besar seperti Amerika dan lain-lain. Oleh itu, kita di peringkat ASEAN ini mesti ada kerja sama yang lebih kukuh dan utuh,” ujar dia.

(*)

Berita terkait