POLITIKAL.ID - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pengeluaran untuk rokok lebih tinggi dari protein. Kementerian Keuangan menyebut rokok adalah komponen pengeluaran terbesar ke dua bagi rumah tangga miskin.
Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Sri Mulyani menjelaskan selama 5 tahun terakhir rata-rata kenaikan tarif cukai sebesar 11,5%. Hal ini berdampak pada penurunan produksi rokok domestik dan pertumbuhan penerimaan rata-rata sebesar 7,5%. Dia menyebutkan penerimaan cukai HT berkontribusi sebesar 12,2% dari penerimaan negara.
Sri Mulyani mengungkapkan rokok adalah komponen pengeluaran terbesar bagi rumah tangga.
"Baik itu di perkotaan maupun di pedesaan dia masuk dalam dua tertinggi dan ini menimbulkan dilema mengenai bagaimana kita bisa mempengaruhi konsumsi rumah tangga agar lebih memprioritaskan barang-barang yang lebih bergizi atau lebih dibutuhkan oleh anak-anak sehingga mereka bisa tumbuh dan produktif serta baik," kata dia di Komisi XI DPR, Senin (12/12/2022).
Dari paparan Sri Mulyani menjelaskan rokok kretek filter di perkotaan menduduki urutan kedua pengeluaran masyarakat. Pertama diisi oleh beras 19,38%, lalu rokok kretek filter 12,21%, daging ayam ras 4,63%, telur ayam ras 4,12%, mie instan 2,63%, gula pasir 1,85%, kopi bubuk & kopi instan 1,84%, roti 1,7%, bawang merah 1,77%, tempe 1,65%, tahu 1,61%, kue basah 1,59%, lainnya 17,43%.