Senin, 29 April 2024

Meski Memiliki Hubungan Erat, Yahya Cholil Staquf Tak Mau PBNU Jadi Alat Politik PKB

Rabu, 29 Desember 2021 20:31

IST

POLITIKAL.ID - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang baru terpilih, Yahya Cholil Staquf, tak ingin ormas yang dipimpinnya dipakai sebgai alat politik dalam partai apapun untuk mendukung pilpres 2024 termasuk Partai kebangkitan Bangsa (PKB). Yahya mengatakan meski PKB memiliki hubungan erat dengan PBNU bukan berarti PBNU akan menjadi alat politik untuk pemenangan PKB. "Relasi NU dengan PKB saya kira alami sekali, karena dulu PKB dulu sendiri diinisiasi, dideklarasikan oleh pengurus-pengurus PBNU, itu satu hal. Tapi, sekali lagi tidak boleh lalu NU ini jadi alat dari PKB atau dikooptasi dengan PKB," kata Yahya Rabu (29/12). Kendati demikian Yahya mengatakan akan membuka ruang jika ada kader PKB yang akan hendak bergabung dengan PBNU. Tak hanya PKB, Kader partai politik lain juga dibukakan ruang jika ingin bergabung dengan PBNU. Yahya mengaku ingin PBNU merangkul semua kelompok. NU, katanya, akan menjadi wadah komunikasi antara perwakilan partai politik. "Tidak boleh ada satu warna, semuanya harus bisa mendapatkan kesempatan sehingga NU sendiri bisa jadi semacam warna clearing house untuk menyepakati hal yang berbeda kepentingan-kepentingan," ujar Yahya. Sebelumnya Yahya mengatakan tidak ingin ada pengurus PBNU yang mencalonkan diri sebagai presiden maupun wakil presiden 2024 mendatang. "Saya bilang sejak awal saya ndak mau menjadi calon presiden atau calon wakil presiden. Saya tidak mau ada calon presiden dan calon wakil presiden dari PBNU. Supaya apa? Supaya PBNU tetap dalam posisi menjadi penyanggah di 2024," kata Yahya Rabu (10/11) dilansir dari CCNIndonesia.com. (*)
Tag berita:
Berita terkait