Jumat, 3 Mei 2024

Otak Kasus Korupsi Bansos Belum Terungkap , Novel Baswedan Pertanyakan Sikap Pimpinan KPK

Minggu, 7 November 2021 20:36

Novel Baswedan/ jatimtimes.com

POLITIKAL.ID - Mantan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mempertanyakan sikap Pimpinan KPK yang dikomandoi Firli Bahuri bisa membongkar secara tuntas, perkara dugaan korupsi pengadaan bantuan sosial (bansos) penanganan Covid-19. Karena dia menduga, perkara dugaan korupsi bansos merupakan praktik rasuah paling parah. Dalam kesempatannya Novel menilai otak dari kasus korupsi dana Bantuan Sosial (Bansos) Covid-19 masih banyak yang belum terungkap. Ia mengibaratkan sebuah kasus laiknya lingkaran, sehingga orang-orang yang berada di dalam lingkaran tersebut harus diungkap untuk mengetahui dalang yang sebenarnya. Novel menerangkan, idealnya kasus korupsi besar seperti bansos diselidiki dengan menangkap orang-orang yang berhubungan langsung dengan kasus tersebut. Novel mengatakan, penangkapan mantan Menteri Sosial Juliari Batubara seharusnya tidak serta-merta menyelesaikan pengusutan kasus korupsi tersebut. Ia menambahkan, aktor-aktor intelektual yang belum terungkap itu juga sudah bukan di level menteri lagi. Melainkan pihak-pihak pemangku kepentingan yang berada di atas Juliari. "Saya memahami betul bahwa pelakunya itu bukan pada level Menteri Sosial saja Pak Juliari saja tapi ada pihak-pihak lain yang belum terungkap," dikutip dari unggahan video terbaru Novel di kanal YouTube-nya, Minggu (7/11). "Mereka itu pihak-pihak yang levelnya bukan di bawah level mensos itu Pak Juliari. Ini yang harusnya diungkap sampai tuntas," imbuhnya. Menurut Novel, seharusnya dalam penanganan kasus korupsi besar seperti ini penyelidikan juga dilanjutkan dengan menangkap orang-orang yang berhubungan langsung denga perkara tersebut. Novel juga sempat menyebutkan tidak menutup kemungkinan aktor intelektual dalam kasus bansos tersebut berasal dari pejabat non-eksekutif. Pasalnya ia mengatakan, dalam beberapa kasus-kasus korupsi sebelumnya para pemangku jabatan di tingkat legislatif juga terlibat di dalamnya. Oleh karena itu, ia menilai, seharusnya aktor-aktor intelektual tersebut dapat dengan mudah diketahui dengan melacak uang yang menjadi kerugian negara. "Itu (aktor intelektual) bisa diketahui ketika kerugian keuangan negara itu ditelusuri dan kemudian orang yang mendapatkan keuntungan," jelasnya. "Ditarik uang negaranya yang diambil dan dirampok oleh dia dan kepada mereka dibebankan pertanggungjawaban pidana. Itu akan ketahuan di situ biasanya," pungkas Novel. (*)Artikel ini telah tayang di CNN Indonesia dengan judul "Novel Baswedan: Otak Korupsi Bansos Masih Belum Terungkap" https://www.cnnindonesia.com/nasional/20211108031948-12-717836/novel-baswedan-otak-korupsi-bansos-masih-belum-terungkap.
Tag berita:
Berita terkait