POLITIKAL.ID - Partai Amanat Nasional (PAN) mengaku terbuka jika Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) beserta keluarganya jika ingin bergabung.
Hal ini sebagaimana disampaikan Sekjen PAN, Eko Hendro Purnomo atau akrab disapa Eko Patrio.
Eko bahkan mengatakan PAN siap menyambut Jokowi dengan karpet biru apabila Jokowi bergabung dengan partai yang diketuai Zulkifli Hasan itu.
"Buat keluarganya Pak Jokowi, terutama Pak Jokowi kami welcome, 1.000 persen kita memberikan kesempatan untuk memberikan kontribusi besar untuk kemajuan Partai Amanat Nasional. Berarti buat saya, apa salahnya seorang negarawan ya yang punya kemampuan leadership dan sebagainya, harus diberikan karpet biru gitu lho," kata Eko Patrio usai menghadiri sidang promosi doktoral Eddy Soeparno di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Kamis (12/12/2024).
Lebih lanjut ia mengatakan hingga saat ini komunikasi parianya dengan Jokowi juga sangat baik. Eko menyebut komunikasi antara PAN dengan Jokowi sudah terjalin sejak sebelum Pilpres 2024.
"Kan juga sebelum pilpres juga kan komunikasi sudah terbangun antara Pak Zulkifli Hasan sebagai ketua umum dan juga Pak Jokowi, ya untuk sama-sama membangun bangsa ini melalui Partai Amanat Nasional gitu," ujarnya.
Eko sekali lagi menegaskan PAN membuka pintu untuk Jokowi. Namun, Eko menyerahkan keputusan kepada Jokowi.
"Jadi artinya komunikasi sih terbangun, tinggal nanti, kan goalnya kan adanya dari Pak Jokowi juga,apakah beliau mau berpartai atau tidak, kan itu tergantung dari beliau juga.Tapi kami sebagai anak bangsa sayang sekali sekelas Pak Jokowi gitu tidak memberikan kontribusi besar untuk partai, apapun bentuknya partai mana gitu," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, Jokowi sebelumnya merupakan kader PDI Perjuangan (PDIP). Namun kemudian partai yang berlambang kepala banteng itu menyatakan jika Jokowi beserta keluarganya bukan lagi bagian dari PDIP.
Hal ini sebagaimana disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan ( PDIP ) Hasto Kristiyanto.
"Saya tegaskan kembali bahwa Pak Jokowi dan keluarga sudah tidak lagi menjadi bagian dari PDI Perjuangan," kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (4/12/2024).
Hasto menyampaikan, partai telah menilai jika praktik-praktik politik yang dijalankan Jokowi dan keluarganya sudah tidak lagi sejalan dengan cita-cita partai yang telah diperjuangkan sejak masa Bung Karno.
"Sehingga itulah yang terjadi, dan kemudian kita melihat bagaimana ambisi kekuasaan ternyata juga tidak pernah berhenti," ujarnya.
(*)