POLITIKAL.ID, SAMARINDA – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda melakukan langkah strategis dalam pengelolaan sampah di Kota Tepian, Ibu Kota Kalimantan...
POLITIKAL.ID, SAMARINDA – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda melakukan langkah strategis dalam pengelolaan sampah di Kota Tepian, Ibu Kota Kalimantan Timur.
Salah satu langkah yang dilakukan adalah pembangunan insinerator di 10 kecamatan serta insinerator berkapasitas besar di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemkot Samarinda, Marnabas Patiroy mengatakan hal tersebut sebagai upaya pengurangan dari hulu agar sampah di TPA tidak terus bertumpuk.
Marnabas menegaskan bahwa Wali Kota Samarinda memberikan perhatian khusus terhadap persoalan ini.
“Kami tidak ingin semua sampah yang dihasilkan langsung masuk ke TPA harus ada pengurangan dari hulu agar sampah yang tertampung di sana tidak terus bertumpuk,” kata Marnabas pada Rabu (26/3/2025).
Dengan sistem yang baru, Pemkot Samarinda berharap pengelolaan sampah dapat lebih terkendali.
“Di TPA, kita punya 30 hektare lahan yang saat ini sedang dikerjakan. Ke depannya, kita ingin sampah yang masuk lebih sedikit, sehingga pengelolaan bisa lebih maksimal,” ucapnya.
Ia mengatakan bahwa menurut kajian yang telah dilakukan, satu insinerator dapat mengurangi sampah hingga 10 hingga 60 ton per hari tergantung produktivitas sampah di masing-masing kecamatan.
“Misalnya di daerah Samarinda Utara dan Samarinda Ulu jumlah sampahnya pasti lebih besar. Maka, jumlah insinerator di sana harus lebih banyak,” jelasnya.
Selain itu, Pemkot Samarinda juga menargetkan pemanfaatan hasil insinerasi seperti abu sisa pembakaran yang bisa diolah menjadi paving block atau bahan bangunan lainnya.
“Ke depannya, kita akan bicara soal bagaimana hasil pembakaran ini bisa dimanfaatkan, bukan sekadar dibuang,” tuturnya.
Selain insinerator Pemkot juga terus meningkatkan infrastruktur di TPA agar pengelolaan sampah lebih efektif. Saat ini, lampu penerangan jalan umum (LPJU) sedang dalam tahap pemasangan, dengan target tahun ini sudah clear dan clean.
“Tiang-tiangnya sudah dipasang, begitu juga dengan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)dan listrik. Sebelumnya, air lindi sempat menjadi masalah karena tidak ada listrik, tapi sekarang semuanya sudah terpasang,” pungkasnya.
(tim redaksi)