Jumat, 29 Maret 2024

PSI Tanggapi Soal Penjualan Tiket Formula E Lebih Awal, Sebut Dapat Merugikan Publik

Kamis, 17 Februari 2022 13:35

IST

POLITIKAL.ID - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) lagi-lagi menyoroti pengadaan Formula E. Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI menilai rencana penjualan tiket Formula E disaat sirkuitnya belum rampung dapat merugikan Publik. Ia meminta penyelenggara Formula E yakni PT Jakarta Propertindo (Jakpro) untuk menjelaskan siapa yang mensponsori ajang balap tersebut. “Kami meminta Jakpro untuk jelas. Siapa saja sponsor yang membiayai Formula E ini? Kami khawatir Formula E ini minim sponsor atau bahkan tidak ada sama sekali," kata Anggara dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (17/2/22). Ia mencurigai rencana penjualan tiket di awal menjadi salah satu cara Jakpro mendapatkan modal pembangunan sirkuit. Lebih lanjut, Anggara juga membahas mengenai pemaparan Jakpro di rapat Komisi C pada Rabu (16/2/22) kemarin. Jakpro mencatatkan kerugian sebesar Rp 248 miliar di kolom laba bersih, walaupun memperoleh pendapatan sebesar Rp 759 miliar. Hal tersebut menurut Anggara seakan menguatkan bahwa Jakpro sangat membutuhkan modal awal untuk membangun sirkuit, baik yang berasal dari sponsor atau melalui alternatif lain. “Kami melihatnya semakin aneh. Studi kelayakan dan sponsor tidak dibuka, sirkuit belum jadi, tiket sudah ingin dijual. Sekarang kami tanya, apa jaminannya bahwa sirkuit akan selesai tepat waktu? Ini nanti kalau ada apa-apa yang rugi rakyat loh," kata dia bertanya. Selain itu, Anggara juga ingin agar Jakpro menjelaskan fasilitas yang didapat dari setiap jenis tiket agar masyarakat tahu keuntungan dari pembelian tiket Formula E. “Penjualan tiket juga harus memberikan kepastian, seperti sirkuit, venue, rangkaian acara, termasuk lokasi bazaar untuk UMKM yang akan berjalan, sesuai janji Pak Anies," kata dia. Dia berharap masyarakat juga sama-sama mempertanyakan hal ini. "Mahasiswa bikin acara jauh lebih jelas. Ketika menjual tiket, sudah ada informasi mengenai bintang tamu, venue, sponsor, denah. Masa ajang internasional absurd begini?” tutur Anggara. (*)
Tag berita:
Berita terkait