Selasa, 14 Mei 2024

Rekam Jejak Kinerja Jadi Barometer Laik Pimpin Golkar Kaltim

Selasa, 3 Maret 2020 11:31

IST

POLITIKAL.ID, SAMARINDA - Partai berlambang pohon beringin di Kaltim tengah menggelar musyawarah daerah atau musda untik memilih ketua baru, pada 4 sampai 5 Maret 2020 besok di Swiss-Belhotel Borneo Samarinda.

Musyawarah Daerah (Musda) Golongan Karya (Golkar) Kaltim ke X itu bakal memilih Ketua. 16 suara memiliki hak untuk memilih.

Sebagai partai yang memiliki pengalaman memainkan percaturan politik terlebih di Kaltim, Golkar membutuhkan pemimpin yang lebih paham tentang dinamika partai.

Pengajar sekaligus peneliti di Fisipol Universitas Mulawarman Sri Murlianti, menilai dua figur laik untuk dipilih sebagai Ketua dibanding tujuh figur lainnya yang juga memiliki kesempatan yang sama.

Lebih - lebih pucuk pimpinan Golkar Kaltim adalah kader tulen dan bukan kutu loncat serta memiliki prestasi nyata.

Selain itu, Sri juga mengatakan sebagai Anggota DPR RI, prestasi nyata Rudy Mas'ud yang masih harus dibuktikan. Kendati Sri tak menampik Rudy berpeluang lantaran figur muda dan atraktif untuk menyelamatkan Golkar Kaltim pasca kepemimpinan Rita Widyasari memimpin Golkar Kaltim.

"Dari rekam jejak kinerja dan kredibilitas saat menjabat dua periode sebagai Bupati di Berau, saya pikir Makmur HAPK paling layak memimpin dari balon lainnya," ujar Sri sapaannya.

Lebih lanjut kata Sri lagi, terkait Gubernur Kaltim, Isran Noor yang telah menyerahkan formulir persyaratan balon Ketua Golkar.

Bila Isran Noor terpilih, seakan Golkar Kaltim gagal menggodok kader internal menjadi pemimpin yang mumpuni.

Kemunculan Isran Noor disebut Sri menjadi tanda, publik menilai Golkar tidak konsisten membangun pemimpin dari internalnya.

Dan menurutnya sulit sekali untuk tidak mencurigai voting pemilihan Ketua Golkar, sarat politik uang didalamnya.

"Kader - kader Golkar cukup potensial memimpin, jadi buat apa dipimpin sama nonkader yang baru muncul setahun ini," imbuhnya.

Menampik dugaan Jual Beli Vote di arena Musda. Ditambah Sri, bukan rahasia lagi, money politic menjangkiti elit partai.

Budaya politik uang seharusnya ditinggalkan, kendati susah untuk dibuktikan lantaran saling mengunci satu sama lain.

Namun, waktu akan menjawab praktek tak terpuji tersebut ditengah gaungan politik bersih diserukan terlebih di Kaltim.

"Publik pasti berharap Golkar bisa memulai budaya bersih dari dalam," pungkasnya. (Redaksi Politikal.id)

Tag berita:
Berita terkait